TangselMedia – Minuman bervitamin ternyata tidak benar-benar bermanfaat bagi tubuh. Hal itu disebutkan oleh direktur nutrisi di Center for Science in the Public Interest, Washington Bonnie Liebman di Medical Daily, Selasa. Minuman bervitamin baisanya menyebutkan kata-kata seperti meningkatkan “fokus” dan “energi”, namun nyatanya hal itu tidak didasarkan pada bukti ilmiah atau data kesehatan masyarakat.
“Iklan label menggunakan bahasa yang tidak jelas sehingga Anda merasa mendapat manfaat, bahasanya sangat tidak jelas sampai-sampai perusahaan tidak memerlukan bukti (Untuk mendukung) bahasa itu,” ujar Liebman kepada TIME. Minuman bervitamin juga cenderung mengandung gula. Ecowatch (laman yang menyajikan berita lingkungan dan berbasis di Amerika Serikat) mencatat sebotol air vitamin 20 oz (Sekitar setengah liter) mengandung sekitar 120 kalori dan 32 gram gula.
Jenis gula yang digunakan bervariasi berdasarkan negara, untuk produk yang dijual di Amerika Serikat cenderung menggunakan fruktosa kristal, komponen yang lebih berbahaya. “Konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol darah, trigliserida, tekanan darah, resistensi insulin, penumpukan lemak di sekitar organ Anda dan risiko penyakit lemak hati,” menurut laman Healthline.
Penelitian mengungkapkan minuman berpemanis berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas, diabetes, kerusakan gigi, dan masalah kesehatan lainnya. Namun karena minuman itu biasanya juga diperkaya dengan zat gizi mikro, adakah manfaatnya? Asupan beberapa mikronutrien yang direkomendasikan sebenarnya bisa terpenuhi lewat menu makanan sehari-hari. Jadi, tambahan zat gizi mikro yang didapat melalui konsumsi minuman mungkin tidak benar-benar membuat perbedaan nyata bagi kesehatan. Selain itu bisa jadi berlebihan.
Nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin E sebenarnya bisa berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Peningkatan 25-50 persen dari asupan yang disarankan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Alasannya, kedua vitamin ini tidak dibuang lewat urin sehingga cenderung menumpuk di jaringan dan berpotensi menyebabkan komplikasi. “Jika Anda mengkonsumsinya secara berlebihan, Anda secara bertahap akan mendapat masalah dengan fungsi hati,” ujar ahli diet, Mara Z. Vitolins.