Seberapa Religius Tangsel? Begini Pandangan Kasi Bimas Islam Kemenag Tangsel

TangselMedia – Setelah viral berita terkait penggerebekan aktivitas peribadatan (doa rosario) umat Katolik oleh sejumlah oknum warga di kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Kini mencuat tanda tanya, “Seberapa religius masyarakat Tangsel?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, TangselMedia mencoba untuk menemui Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Dr. H. M. Edi Suharsongko, M.Pd. pada Kamis 6 Juni 2024 di kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan di Jl. Kencana Loka 2, Blok F40, Sektor XII.5, Kec. Serpong.

 

Menurut Edi, religius itu sikap keagamaan. Maka jika ditanya seberapa religius masyarakat Tangerang Selatan? Jawabannya akan kembali pada sejauhmana sikap kehidupan masyarakat Tangsel yang religious itu terimplementasi dalam kehidupan, baik secara personal maupun kelembagaan.

 

“Religiusitas suatu daerah itu bisa dilihat dari misalnya, adanya edaran yang mewajibkan aparatur sipil negara di wilayah tersebut untuk sholat berjama’ah pada waktu zhuhur dan ashar (Ketika berada di kantor, red.) yang dikeluarkan oleh kepala daerahnya, dan ini sudah terlaksana di beberapa pemerintah daerah di Indonesia.” papar Edi kepada TangselMedia.

Struktur terbaru organisasi Bimas Islam, kantor Kementerian Agama kota Tangerang Selatan. [sumber foto: TangselMedia]
Pria yang baru menjabat sebagai Kasi Bimas Islam sekitar 1 tahun ini juga menyampaikan, bahwa ia pernah menyampaikan harapannya agar para ASN di bawah Kemenag Tangsel bisa bekerja secara bahagia menjalankan amanah yang diberikan padanya, dengan kata lain menjadikan tempat kerjanya dengan mengadopsi konsep “bayti jannati”
Baca Juga  Di Babyneeds, Belanja Online Mudah, Cepat, Bisa COD Dan Gratis Ongkir Se-Indonesia

 

“Sikap religiusitas ASN juga bisa dilihat dari indikator rutin membaca al-qur’an, tidak hanya menjadi kegiatan Ramadhan saja, tapi sebagai bukti keimanan yang merupakan internalisasi iman itu secara menyeluruh, yaitu tasdiqun bil-qolbi, wa ikrorun bil-lisan, wa a’malun bil-arkan (diyakini dalam hati, diucapkan di lisan dan diamalkan dengan perbuatan)”, sambung Edi dengan memberikan penjelasan.

 

Dalam wawancara dengan TangselMedia, Kasi Bimas Islam ini juga memberikan banyak informasi yang menjadi salah satu pendukung tegaknya pilar motto Kota Tangerang Selatan, khususnya pada kata religius, yaitu dengan terdatanya 700 majelis taklim se-Kota Tangerang Selatan dan adanya struktur kelembagaan BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) yang kepengurusannya ada dari tingkat kota s.d. kelurahan, dengan garis koordinasi dan program yang bersifat top down dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah propinsi, kota dan daerah. [redaksi]