TangselMedia – Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan pengedaran subsidi elpiji gas 3 Kg dengan cara pemberian barcode dan subsidi langsung menggunakan kartu.
kejadian itu diungkapkan oleh Dirjen Migas Kementrian ESDM Djoko Siswanto saat rapat panja antara Badan Anggaran (Banggar) DPR dengan Pemerintah soal RAPBN 2019.
Djoko mengucapkan bahwa langkah tersebut sebagai upaya pemerintah menjamin penyaluran yag tepat sasaran.
“Untuk elpiji kebijakannya 2019 ada itu dua alternatif, yang pertama alternatif mencoba melakukan distribusi tertutup dengan sistem IT dengan barcode, jadi tabung 3 kg itu akan kita berikan barcode,” ujar Djoko di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Pemberian barcode pada tabung gas 3 Kg ini juga sebagai tanda bahwa yang berhak untuk memperoleh yaitu yang benar-benar masyarakat miskin saja. Alternatif yang kedua adalah pemberian subsidi langsung kepada masyarakat melalui kartu subsidi yang sudah dipakai untuk komoditi lain.
“Jadi untuk golongan yang berhak saja, atau subsidi langsung kepada masyarakat tertentu saja digabung dengan sistem kartu yang dipakai untuk subsidi komoditi lain,” ucap dia.
Djoko mencetuskan, hasil kesepakatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komisi VI DPR mengenai asumsi dasr menetapkan harga minyak Indonesia atau Inductively Coupled Plasma (ICP) berada di kisaran US$ 60-70 per barel.
Bagi volume BBM bersubsidi sebesar 16-17 =, 18 juta KL, di mana minyak tanah 0,59-0,65 juta KL, lalu minyak solar 16,17-1653 juta KL. Maka untuk volume elpiji 3 Kg 6,825-69,78 juta ton.
Subsidi tetap minyak solar diusulkan Rp 1.500-Rp 2.000 per liter, ini meningkat dari 2017 dan 2018 yang sebesar Rp 500.