Awas, Gadget Berpontensi Merusak Otak Anak

TangselMedia – Banyak orang tua yang tidak siap menjadi orang tua. Mereka tidak mengetahui tahapan perkembangan anak, bagaimana cara otak bekerja dan menggunakan cara yang salah dalam berkomunikasi dengan anak. Cara komunikasi yang salah menyebabkan anak tidak nyaman dan akan menjauh dari orang tua. Anak akan mencari pelarian, salah satu pelariannya adalah melalui gadget.

Pemberian gadget sangat berbahaya bagi anak, jika tidak ada kontrol dan batasan dari orang tua. Para Orang tua sering kali tidak sadar bahwa gadget yang mereka berikan bisa berpotensi menghancurkan otak dan tumbuh kembang anak-anak mereka.

Ilustrasi Gelombang Otak (Sumber Foto: uniqpost.com)

“Gadget yang diberikan orang tua pada anak berpotensi merusak otak dan menghancurkan masa depan anak” ujar Diavitri C. Karim, M.Si. Praktisi Senior dari Yayasan kita dan Buah Hati, saat menjadi narasumber seminar parenting bertema: “Mengenal dan Mengatasi Kecanduan Anak Pada Internet, Pornografi dan Games Online” yang diselenggarakan SDIT Al Azkar Pamulang, di Wisma Syahida Inn kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu 4 Februari 2017.

Baca Juga  R.S. Syarif Hidayatullah Gelar Seminar Parenting Bertema: Mengoptimalkan Potensi Anak di Usia Emas

Davitri mengingatkan para orang tua untuk berhati-hati memberikan gadget kepada anak, sebab dari gadget, anak bisa mudah mengakses konten-konten negatif seperti pornografi. Interaksi anak yang intens dengan gadget berdampak pada tumbuh kembang anak dan anak akan terancam kecanduan pornografi.

Dirinya juga mengingatkan para orang tua bahwa anak-anak menjadi target para pebisnis pornografi terutama anak laki-laki yang belum baligh. “Anak-anak jadi target para pebisnis pornografi dan pornografi sama merusaknya seperti narkoba. Mereka ingin anak dan remaja kita memiliki perpustakaan porno, mental model porno dan kerusakan otak secara permanen” jelas Davitri.

Berdasarkan data keterpaparan anak Indonesia terhadap pornografi yang dikeluarkan oleh Divisi Anak dan Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati, Bulan Januari-Desember 2016, bahwa 97% anak kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD) sudah pernah melihat konten pornografi. Ironis bukan?! (HJD)