Candu Media Sosial Terhadap Generasi Milenial

Opini1306 Views

Haloo readers! Di tahun 2018 ini media sosial hampir dimiliki semua generasi terutama generasi Milineal !

Arus Globalisasi ini lah yangmenyebabkan perubahan yang sangat signifikan terhadap kehidupan. Salah satunya adalah perkembangan gawai yang semakin canggih. Gawai saat ini bukan lagi kebutuhan tersier di kehidupan tetapi gawai merupakan kebutuhan primer. Memang dengan memiliki gawai akan memudahkan semua hal dalam kehidupan terutama dalam hal berkomunikasi. Di samping banyaknya manfaat penggunaan gawai terdapat juga hal yang merugikan penggunaan gawai.

Gawai sangat berkaitan dengan media sosial. Media sosial saat ini sangat beragam. Media sosial yang saat ini banyak di gunakan yaitu whatsapp,line,instagram,games,search engine dan masih banyak lagi. Media sosial tersebut memiliki manfaat yang berbeda-beda. Dengan adanya smartphone membuat semua mudah untuk mendapatkan semua media sosial yang saat ini banyak di perbincangkan.

Penggunaan gawai dan media sosial saat ini tidak hanya digunakan oleh orang dewasa. Namun,saat ini lebih banyak digunakan oleh anak anak terutama generasi milineal. Hal ini sangat memprihatinkan karena lebih banyak dampak negatif dari pada dampak positif media sosial terhadap generasi milineal. Dampak positif dari penggunaan gawai dan media sosial salah satunya adalah mempermudah untuk berkomunikasi dan sarana hiburan yang mudah dan murah. Namun dampak negatif sangat perlu di perhatikan karena saat generasi milineal banyak yang kecanduan terhadap media sosial.

Kecanduan media sosial membuat generasi milineal saat ini banyak yang antisosial,membahayakan kesehatan mata,berkurangnya aktivitas fisik di luar rumah dan hampir semua anak tidak mengenal permainan tradisional. Padahal permainan tradisional merupakan kekayaan budaya indonesia yang memiliki segudang manfaat. Permainan tradisional sangat mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Permainan tradisional yang sangat terkenal pada zamannya adalah gobak sodor,engklek,obor ban,lompat tali dan masih banyak lagi. Permainan tradisional saat ini mulai dikenalkan kembali kepada anak-anak generasi milenial yang tujuannya adalah untuk mengurangi kecanduan gawai serta melestarikan kebudayaan Indonesia. Pengenalan kembali terhadap permainan tradisional di lakukan beberapa waktu lalu oleh presiden RI pada saat hari pendidikan nasional. Beberapa murid sekolah dasar di undang presiden RI untuk bermain permainan tradisional di istana negara.

Saat ini generasi milenial hanya bermain gawai di dalam ruangan dan sangat kurang beraktivitas fisik serta sangat antisosial terhadap masyarakat lainnya. Aktivitas fisik di luar ruangan sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh sedangkan generasi yang saat ini kecanduan media sosial hanya berdiam diri di dalam ruangan dan bermain gawai. Hal ini sangat tidak produktif untuk memanfaatkan waktu senggang. Terkadang waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau mengerjakan tugas malah di salah gunakan untuk bermain gawai.

Selain merugikan dalam hal waktu bermain gawai berlebihan mempengaruhi kesehatan remaja atau generasi milenial. Kesehatan di waktu remaja suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Bermain gawai yang menghabiskan waktu dan hanya berdiam diri di dalam ruangan akan mengurangi aktivitas fisik remaja. Padahal aktivitas fisik di umur generasi milenial merupakan salah satu bentuk mencegah adanya obesitas dan tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan. Padahal di waktu remaja merupakan masa peralihan yang membutuhkan stimulasi yang baik.

Baca Juga  K3 dan Peningkatan Produktivitas Didalam Dunia Industri

Di masa sekarang gawai bukan lagi hal yang langka. Hampir semua usia memiliki gawai. Namun berbeda dengan zaman dahulu gawai yang hanya di gunakan berkomunikasi. Saat ini gawai banyak yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat tetapi banyak juga manfaat yang di dapat saat ini dari gawai. Untuk masa milenial saat ini gawai memang banyak manfaat dalam bidang komunikasi. Selain manfaat di komunikasi gawai juga bermanfaat untuk mengakses informasi tentang pengetahuan. Dengan adanya gawai di zaman modern ini sangatlah memberikan dampak yang efektif dan efisien dalam berkomunikasi dan belajar.

Dengan adanya gawai untuk mengakses informasi dengan efektif dan efisien. Saat ini perpustakaan yang dahulunya tempat untuk mencari informasi menjadi kurang digemari oleh anak anak generasi milenial. Padahal budaya membaca banyak memiliki manfaat untuk perkembangan otak di masa masa generasi milenial. Adanya gawai untuk mengakses informasi tidak semuanya dapat diterima karena semua informasi yang ada di internet tidak semuanya benar atau terpercaya. Oleh karena itu membaca buku lebih di anjurkan daripada mencari informasi di internet.

Generasi milenial saat ini banyak sekali yang kecanduan terhadap gawai yang berhubungan dengan media sosial.Akibat dari kecanduan media sosial tersebut generasi milenial cenderung antisosial dan kurang dalam hal beraktivitas fisik. Banyak dari mereka yang tidak mengenal permainan-permainan tradisional yang merupakan budaya Indonesia. Permainan tradisional saat ini tergeser oleh adanya media sosial. Memang media sosial memiliki banyak sekali manfaat namun tidak seharusnya masyarakat terutama generasi milineal melupakan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Permainan tradisional, lagu daerah, kesenian yaitu beberapa budaya yang harus dilestarikan di masa sekarang.

Melestarikan budaya tidak harus meninggalkan kemajuan saat ini. Sebagai contohnya mempelajari tarian daerah dan menghafalkan lagu lagu daerah merupakan langkah kecil untuk melestarikan budaya. Kemajuan media sosial dapat juga dimanfaatkan untuk mengenalkan tarian,makanan, tempat wisata dan lagu daerah masing masih kota. Hal ini menunjukan bahwa kemajuan iptek dapat beriiringan dengan budaya budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu penggunaan media sosial harus di manfaatkan sebaik mungkin tanpa adanya kecanduan dan tetap melestarikan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.

Penulis: Latifa Irma, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya