Dosen Agama Unpam  Gelar Workshop Pemulasaran Jenazah

TangselMedia-Lembaga Kajian Keagamaan  Universitas Pamulang (LKK-UNPAM) melalui Divisi Pemulasaran Jenazah (DPZ) telah menggelar workshop Pemulasaran Jenazah dengan tema ‘Ketika Kubentangkan Kain Putih Untuknya’ pada Sabtu (27/06/2020) melalui video conference dengan narasumber Ustadzah Endah Mawarny, M.A.  Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai prodi dan beberapa dosen agama Universitas Pamulang.

Acara ini dimulai dengan sambutan dari ketua LKK-UNPAM oleh H. Sofyan Hadi Musa, M.A beliau menyampaikan bahwa workshop ini sangat dibutuhkan terutama dikalangan dosen dan mahasiswa.

“Ilmu yang membahas tentang pemulasaraan jenazah ini sangat mahal dan langka. Biasanya diadakan di masjid atau mushola, tetapi workshop ini diadakan di kampus, bahkan melalui video conference. Diharapkan mahasiswa mengetahui bagaimana penanganan jenazah dengan baik,” ujar Sofyan Hadi.

Masuk pada acara inti, Endah menyampaikan bahwa tidak yang bisa menghindari kematian.

“Kematian adalah sesuatu yang pasti datang kepada setiap manusia. Tidak akan ada yang bisa menghindar dari kematian meskipun dia bersembunyi di tempat yang aman sekalipun, karena kematian merupakan takdir dan ketetapan dari Allah swt. Seseorang yang sedang sakaratul maut dia terlihat seperti sedang mabuk dan merasakan nyeri yang teramat sangat. Untuk itu kita yang sedang berada disampingnya hendaklah menuntunnya untuk melafalkan kalimat lailahaillah,” terangnya.

“Ada beberapa hal yang harus disegerakan, yaitu salah satunya adalah mengurus jenazah. Dalam pemulasaraan jenazah ini yang pertama adalah memandikan si mayit, untuk memandikannya juga harus disegerakan karena badan si mayit akan terasa keras jika di diamkan terlalu lama. Dimulai dengan menyiapkan alat mandi yang diperlukan seperti gayung, sabun, dan kapur barus serta air yang mengalir. Dahulukan bagian kanan dalam memandikan si mayit dengan tidak membuka auratnya sedikitpun, jika terdapat bagian tubuh yang sulit dijangkau untuk di bersihkan maka bisa menggunakan kapas dan cotton bud,” paparnya.

Baca Juga  Warga Lebak Diminta BPBD Untuk Tetep Tinggal Di Pengungsian

“Untuk mengkafaninya, kain kafan yang dibutuhkan adalah tiga lembar untuk laki laki dan lima lembar untuk perempuan. Setelah selesai kemudian jenazah siap untuk disholatkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menyolatkan jenazah yaitu niat, berdiri, dan membaca takbir 4 kali,” jelasnya.

Endah melanjutkan, setelah tahap memandikan, mensholatkan kemudian menguburkan. “Tahap terakhir adalah menguburkannya. Hal yang harus disegerakan karena si mayit ingin segera bertemu dengan rabb nya dan harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama di dunia. Dalam mengiring jenazah hendaknya kita tertib dan menghindari keributan. Selain itu di sunahkan untuk berdiri ketika jenazah lewat di depan kita. Itu semua merupakan cara kita dalam memuliakan jenazah,” tukasnya.

Diakhir acara, Endah mengajak seluruh mahasiswa untuk bermuhasabah. “Berpesan untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua kita, terlebih jika orangtua kita masih ada. Selalu berfikir positif, koreksi diri, perbanyak mengingat kematian serta menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangannya,” nasehatnya penuh sendu.

Penulis : Umi Salamah (Jurnalis Duta Zakat Mahasiswa Prodi Tehnik Informasi Unpam)