TangselMedia – Perjuangan ribuan mahasiswa yang tergabung dalam barisan aksi evaluasi 3 Tahun Jokowi-JK yang dilakukan oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) pada Jumat 20 Oktober 2017 berujung pada pembungkaman.
Tak kurang dari itu, beberapa diantaranya mendapat perlakuan represif dengan dituduh telah melakukan tindak pidana. Tepat pada hari ini, berdasarkan surat panggilan yang bernomor S.Plg/11738/x/2017/Ditreskrimum dan S.Plg/11739/x/2017/Ditreskrimum yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya menyatakan bahwa saudara kita Wildan Wahyu Nugroho selaku Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya Jakarta. Status tersangka juga ditetapkan kepada Panji Laksono selaku Presiden Mahasiswa IPB sekaligus Koordinator Isu Agraria BEM Seluruh Indonesia.
“Kepada seluruh mahasiswa Indonesia, mereka telah berjuang kawan, disayat panas matahari, dihujam pentungan polisi, lebam wajahnya, dihantam sepatu tepat dikeningnya, dan sebegitu jahatnya dikau jikalau mengeroyok saudaramu sendiri atas perjuangan yang telah ia ikhtiarkan,” kata Addin Hanifa koordinator Pusat BEM SI dalam siaran persnya, Ahad 22 Oktober 2017.
Menurut Addin, sejarah mahasiswa adalah sejarah transaksi pikiran dan perkelahian pemikiran, bukan perkelahian tubir-tubiran.
“Layaknya apa yang terjadi dan membekas sebagai sejarah bangsa, kita dibentur-hantamkan oleh konflik horizontal dengan tujuan mereduksi kekuatan gerakan. Sehingga kita lalai atas kezaliman yang menimpa saudara kita sendiri. Sejarah kemerdekaan Indonesia adalah sejarah terjalinnya simpul-simpul perjuangan dalam persatuan. Kami tetap berdiri pada khittah perjuangan untuk senantiasa mempersamai kaum-kaum yang ditindas dalam memperjuangkan keadilan,”ujarnya.
Menurut ia juga bahwa tulisan ini adalah bentuk dukungan moril kepada kawan perjuangan kami yang namanya tertulis di atas dan tak luput dari setiap doa-doa perjuangan. Semoga Tuhan menguatkan bahumu kawan. Kebenaran terlebih perjuangan demi tegaknya kebenaran dan keadilan memang berharga mahal. Sekali lagi kami menegaskan bahwa kita telah dibentur-hantamkan dalam konflik horizontal.
“Melalui tulisan ini kami mengajak segenap mahasiswa Indonesia agar senantiasa merapatkan barisan demi perlawanan yang jauh lebih kuat dan besar. Bagaimana mungkin kita berdiam diri melihat penindasan yang teramat nyata pada saudara kita. Bagaimana mungkin kita hanya berpangku tangan atas ditetapkannya dua rekan perjuangan kita yang telah berjuang menyerukan pada tegaknya keadilan!”,tegas Addin. (HJD)