FPR Kecam Keras Sikap Pemerintah Soal P.T. Semen Indonesia

TangselMedia – Seorang demonstran Ibu Patmi yang merupakan perempuan pejuang petani, dalam aksi penyemenan kaki telah meninggal dunia pada Selasa, 21 Maret 2017 pk 03:00 WIB pagi, di depan Istana Presiden, karena menuntut agar presiden Jokowi dapat tegas terhadap Gubernur Ganjar Pranowo dan mencabut izin baru dan menghentikan operasi P.T. Semen Indonesia di Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

Meninggalnya Ibu Patmi setelah aksi yang dilakukannya sekaligus menunjukan sebuah pengorbanan besar bagi perjuangan melawan penindasan negara di bawah rezim Presiden Jokowi dan Gubernur Ganjar Pranowo.

Aksi FPR dalam mendukung perjuangan petani kendeng. (sumber foto: TangselMedia)

Front Perjuangan Rakyat (FPR) memberikan penghormatan sebesar-besarnya terhadap Ibu Patmi sebagai pahlawan rakyat sesungguhnya.

FPR menyerukan kepada seluruh rakyat agar merapatkan barisan dan bersatu dengan perjuangan petani Kendeng, melawan tindakan pemerintah (Jokowi dan Ganjar Pranowo) yang semakin menindas rakyat.

“Pemerintah sesungguhnya hanya berpihak pada pengusaha komprador yang mengeruk kekayaan alam, ambil untung bagi perusahaan, dan memberikan kesengsaraan rakyat, yakni hilangnya tanah buat kehidupan, polusi, dan hancurnya lingkungan”, ujar Rudi HB Daman, Kordinator FPR dalam rilis yang diterima TangselMedia Rabu 22 Maret 2017.

Baca Juga  Aksi Curanmor Gagal Berkat Kerjasama Warga dan Bhabinkamtibmas

Berikut ini pernyataan sikap FPR :

1. Hentikan segera tanpa syarat pemberian izin penambangan P.T. Semen Indonesia di Pengunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. FPR mengecam sikap Presiden Jokowi yang membiarkan izin penambangan oleh Gubernur Jawa Tengah tetap berlanjut.

2. Berikan ganti rugi kepada masyarakat yang menderita akibat proyek penambangan semen yang telah merampas tanah, merusak lingkungan, dan seluruh kerugian yang ditanggung masyarakat.

3. Mengecam keras segala bentuk terror dan kekerasan yang telah dialami petani Kendeng yang mempertahankan hak-hak demokratisnya.

4. Laksanakan segera Reforma Agraria Sejati, dan bukan Reforma Agraria Palsu buatan pemerintah Jokowi, agar dapat membangun industri nasional yang mandiri. (HJD)