Mata Uang Dolar Amerika Serikat (AS) Masih Tinggi, Harga Kedelai Bahan Baku Tempe Naik

Mata Uang Dolar Amerika Serikat (AS) Masih Tinggi, Harga Kedelai Bahan Baku Tempe Naik
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikcom

TangselMedia – Nilai tukar uang dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah. Kondisi ini memicu lonjakan harga produk impor, contohnya kedelai yang menjadi bahan baku tempe.

Arifin, salah satu perajin temped an tahu di daerah Sentiong, Jakarta Pusat mengatakan harga kedelai naik Rp 200. Kedelai kualitas super Rp 8.000 naik menjadi Rp 8.200, kualitas 2 dari Rp 7.600 naik menjadi Rp 7.800. Kualitas 3 dari Rp 7.400 naik menjadi Rp 7.600 dan kualitas 4 dari Rp 7.300 menjadi Rp 7.500. Menurut Arifin meski nilai tukar mata uang dolar AS fluktuatif, harga kedelai tak akan turun saat nilai tukar dolar AS melemah terhadap rupiah.

“Kan dolar itu ada naik turunnya, tapi si suplier ini jarang turunin harga. Kalau dolar lagi naik itu kedelai stok lamanya mereka langsung dinaikkan harganya. Kalau dolar turun mereka bilang kedelainya stok lama jadi harganya masih mahal,” kata perajin tempe di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat, Arifin kepada detikFinance, Senin (3/9/2018).

Baca Juga  Aliansi Pemuda Legok Berunjuk Rasa di Depan Kantor Camat Desak Penegakkan Perbub Nomor 12/2022

meskipun harga kedelai naik, Arifin tidak menaikkan harga jual untuk pembeli eceran. Kenaikan harga hanya untuk yang membeli kiloan. “Kalau dinaikkan itu paling yang beli kiloan, karena dia pun untuk dijual lagi. Kita naikkan Rp 600 sampai Rp 1.000 tapi itu juga susah. Kalau yang sudah lenjeran itu yang panjang kan itu bisa dipotong jadi 10-12 potong kalau dinaikkan susah,” ujar dia.

Selain itu, Arifin juga tidak berpindah dari ke kedelai selain kualitas super dan tidak mengurangi ukuran tempe. Alasannya juga tidak beralih ke perajin tempe lain.

“Saya nggak bisa juga pindah ke kedelai yang kualitasnya di bawah, pembeli akan tahu karena tekstur dan harganya beda,” ujar dia

“Kalau kita kurangi ukuran itu kelihatan. Kalau nggak dikurangi aja berkurang apa lagi ukurannya dikurangi,” tutur Arifin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *