Ratusan Kepala Keluarga Satu Dusun Situbondo Belum Mendapatkan Pelayanan Laik

Info Kota2228 Views
Ratusan Kepala Keluarga Satu Dusun Situbondo Belum Mendapatkan Pelayanan Laik
Cagar Biosfer UNESCO Wisatawan memotret kerbau di Padang Savana Bekol, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur (28/3). UNESCO menetapkan empat kawasan konservasi yaitu Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Meru Betiri, dan Cagar Alam Kawah Ijen, sebagai Cagar Biosfer. Sejak 1971 sebanyak 669 kawasan di 120 negara telah ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfer. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

TangselMedia – Ratusan kepala keluarga satu dusun di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, belum mendapatkan pelayanan laik seperti masyarakat pada umumnya. “Warga di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, itu ada sekitar 400 kepala keluarga (KK) atau 1.250 jiwa, dan mereka belum mendapatkan pelayanan laik karena status tanah tempat tinggal masih diklaim milik Taman Nasional Baluran,” ujar Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Zuhri di Situbondo, Senin.

Zuhri mengatakan, di Dusun Merak ada sekitar 500 hektare tanah yang menjadi tempat tinggal ratusan kepala keluarga diklaim telah dikonversi ke Taman Nasional Baluran. Padahal, katanya tanah tersebut sebenarnya merupakan eks HGU atau tanah negara (TN) dan terbukti sampai saat ini pihak Taman Nasional Baluran tidak berani mencabut patok batas tanah eks HGU.

Karena tanah yang ditempati 1.250 jiwa itu masih berstatus tanah tanah negara, lanjut dia, Pemkab Situbondo sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menganggarkan pembangunan di Dusun Merak, seperti pelayananan kesehatan dan pendidikan. Menurut Zuhri, sampai saat ini satu-satunya lembaga pendidikan hanya ada satu sekolah dasar (SD) dan masih filial.

Baca Juga  Mahasiswa Unpam Desiminasikan Pembuatan Semir Ban di Desa Kompa, Sukabumi

“Sebagai wakil rakyat, kami memiliki tanggung jawab moral dan akan memperjuangkan hak-hak warga di Dusun Merak yang selama puluhan tahun belum mendapatkan pelayanan kesehatan maupun pendidikan yang laik,” ujar politikus Partai Golkar itu. Ia menilai pemerintah daerah setempat terkesan lebih memihak Taman Nasional Baluran dibandingkan memperjuangkan warganya sendiri yang membutuhkan layanan dasar.

Sementara Kepala Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Sumakki mengemukakan selama ini dirinya telah menyampaikan kebutuhan layanan masyarakat di Dusun Merak “Saya sudah berkali-kali mengajukan pembangunan layanan kesehatan dan pendidikan, akan tetapi Pemkab selalu berdalih belum bisa menganggarkan program pembangunan karena statusnya tanahnya milik Taman Nasional Baluran.

Ia mengatakan, sebelumnya di Dusun Merak pernah mendapatkan anggaran pembangunan puskesmas pembantu (Pustu), namun pustu kesehatan tersebut tidak berfungsi apa-apa karena tidak dibangun di Dusun Merak, melainkan di bangun di Dusun Sidodadi, Desa Sumberwaru. Informasi dihimpun, sampai saat ini lembaga pendidikan sekolah dasar di Dusun Merak masih filial, padahal jumlah siswanya tercatat sekitar 70 orang dan memenuhi persyaratan untuk menjadi sekolah mandiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *