Beredar Bursa Calon Walikota Tangsel, GARBI Soroti Visi Mengentas Pengangguran Usia Produktif

Foto: Istimewa

TangselMedia – Sejumlah nama populer mulai muncul dalam bursa pencalonan Walikota Tangsel yang akan berlaga pada Pilkada 2020. Mereka yang muncul di antaranya anak Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah, lalu istri mantan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno, Nur Asia Uno. Di luar dua nama itu, calon alternatif lain yang muncul adalah Ade Irawan, yang dikenal sebagai aktivis anti korupsi.

Di tengah beredarnya nama-nama tersebut, Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Tangsel menyoroti soal visi para calon kandidat, khususnya mengenai isu pemberantasan angka pengangguran usia produktif.

Berdasarkan catatan GARBI, Pemerintah Kota Tangsel merilis data pengangguran per Juli 2019 mencapai sekitar 40 ribu orang, yang mayoritas berasal dari usia produktif.

Bendahara Umum GARBI Tangsel, Subkhan AS mengatakan, pengentasan pengangguran perlu menjadi prioritas utama yang wajib diselesaikan oleh pemimpin berikutnya, sebab jika tidak ditangani dengan tepat, masalah pengangguran dinilai bakal memicu peningkatan tindakan kriminalitas di Tangsel.

“Bukan hanya mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat Tangsel, hal ini juga akan menggangu iklim investasi yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi di masa mendatang,” ucapnya melalui siaran resmi yang TangselMedia terima pada Jumat 2 Agustus 2019.

Menurut Subkhan, rekam jejak perekonomian di Tangsel menorehkan pertumbuhan yang positif. Badan Pusat Statistik Tangsel mencatat, laju ekonomi kota bersimbol bunga anggrek ini sudah di angka 7,2 persen, tertinggi di Indonesia, mengungguli pertumbuhan ekonomi secara nasional yang berada di kisaran 5 persen. “Tentu saja prospek kinerja ini mesti dijaga dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga  Remaja di Tangsel Jadi Target Pengedar Narkoba Jenis Gorila

Ada beberapa faktor penyebab meningkatnya angka pengangguran di Kota Tangsel, lanjut Subkhan, antara lain soal terbatasnya jumlah lapangan kerja, lalu minimnya keahlian atau skill di usia produktif, serta kurangnya fasilitas penunjang kegiatan usaha kreatif bagi rakyat.

Masalah tersebut tidak dapat diatasi hanya dengan memberikan lapangan pekerjaan, namun butuh juga peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Selama ini, kata Subkhan, Pemerintah Tangsel hanya fokus kepada pembangunan fisik atau infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi, sementara pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia dinilai masih jauh dari harapan.

“Padahal kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama, jika saja Pemerintah mau fokus memberikan pendidikan pengembangan masyarakat, serta memberikan akses dan dukungan yang kuat, maka bukan hanya masalah pengangguran yang terselesaikan, namun juga akan berbuah baik bagi pemerataan pertumbuhan ekonomi di Tangsel,” pungkas Subkhan. (HJD)