TangselMedia – Keberadaan bisnis online, belakangan semakin banyak menyedot penghasilan bisnis offline, sehingga berdampak pada bisnis offline yang bertumbangan. Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi & Informatika bekerjasama dengan Ladova Group, Asosiasi Pebisnis Online Indonesia (APOI), IndonesiaX serta Komunitas Printing Indonesia (KOPI) menyelenggarakan: Indonesia Digital Business Conference 2017 pada Selasa, 23 Mei 2017, bertempat di Auditorium Kementerian Komunikasi & Informatika, Jakarta. Konferensi ini mengusung tema: “Go Digital or Die!”.
Acara ini dihadiri oleh: Dedi Yudianto, CEO Cyber Park Indonesia dan Ketua Komite Penyelarasan TIK; Lis Sutjiati, staff khusus Kominfo; Lucy M. Pandjaitan, CEO IndonesiaX; Alex Budiyanto, Ketua Asosiasi Online Indonesia (APOI); Wilson Partogi, CEO Grup Ladova; Soegiharto Santoso, Ketua Umum APTIKNAS; Usman Batubara, Ketua Umum Komunitas Printing Indonesia (KOPI); Tanto Surioto, Chief Enterprise & Business Solution Smartfren; Dr. Tengku Mohd. Khairal, Head of MM Blended Learning BINUS Business School; Juanda Rovelim, Digital Marketer serta Sendra Wong, Co-Founder Business Community.
Dalam sambutannya, Dedi Yudianto menjelaskan bahwa telah terjadi percepatan digital dalam bisnis. Contohnya pada moda bisnis dan pemerintahan semakin cepat berkembang dan membutuhkan ratusan ribu Sumber Daya Manusia (SDM) yang go digital. Sayangnya, tidak semua lembaga pendidikan mampu menghasilkan banyak SDM yang kompeten, ungkap Dedi.
Sementara itu, Lis Sutjiati mengatakan dari pemerintah memiliki 7 strategi Digital E-Commerce yang sudah dideklarasikan sejak tahun lalu, yakni: 1. Funding (pembiayaan), 2. Tax (pajak), 3. Consume (konsumsi), 4. Logistik, 5. Cyber security, 6. Network (jaringan) dan 7. SDM.
“Diharapkan dari ketujuh strategi tersebut, dapat dukungan baik dari pemerintah, swasta serta masyarakat Indonesia sendiri, sebelum Tahun 2020 yang akan datang”, pungkas Lis Sutjiati. (IRM)