Learning by Doing di SDIT AULIYA

TangselMedia – Pada dasarnya mengajar memang bukan sekadar proses “transfer” ilmu, melainkan proses membangun pemahaman siswa. Semakin hari, semakin berkembang pula metode yang digunakan oleh para guru untuk membuat siswa lebih fokus dalam memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan. Begitupula yang dilakukan oleh para guru di SDIT AULIYA, termasuk saat mengajarkan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Matematika bagi siswa kelas 2 dan 3.
Learning by doing di SDIT Auliya (sumber foto: TangselMedia)

Seperti yang dilakukan oleh Leni Rosita, di Hari Selasa 7 Februari 2017 lalu, yang menerapkan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) saat menyampaikan materi pecahan, dalam pelajaran matematika. Alat peraga yang digunakan adalah roti dengan topping pizza, yang menjadi salah satu kegemaran siswa.

“Saya ingin mengajarkan kepada siswa, bahwa matematika bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Jadi saat saya ajarkan materi pecahan, siswa saya minta untuk memotong roti pizza menjadi beberapa ukuran, seperti 1/2 dan 1/4. Kemudian siswa diperlihatkan bahwa roti yang dipotong menjadi 1/2 lebih besar daripada dipotong menjadi 1/4. Sehingga mereka tahu bahwa pecahan 1/2 lebih besar dari pecahan 1/4” jelas guru kelas 3 tersebut.

Arif Rachman, guru kelas 2 SDIT AULIYA pun menerapkan pendekatan pengajaran yang tidak kalah menyenangkan, yaitu: Peer Evaluation. Saat ditemui di kelasnya, beliau yang tengah mengajarkan materi gerakan shalat, dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) mengaku sengaja menerapkan metode ini, agar siswa dapat lebih memahami satu per satu gerakan shalat dengan baik.
Baca Juga  SDIT Auliya Bangkitkan Semangat Hijrah Dengan Muharram Festival

“Saya melakukan metode teman sebaya dan peer evaluation ke siswa kelas 2, dalam materi gerakan shalat. Satu anak mengamati, yang satunya memraktekan gerakan shalat. Alhamdulillah anak-anak semangat dan serius, serta mampu saling memperbaiki gerakan satu sama lain. Yang benar dan yang salah, mereka jelaskan pada lembar evaluasi milik teman mereka. Insya Allah dengan metode ini, mereka jadi lebih memahami materi yang diajarkan” ungkapnya.

Siswa saat memelajari pecahan dengan potongan pizza. (sumber foto: TangselMedia)

Semoga, dengan memadukan pendekatan belajar yang interaktif dan menyenangkan seperti di atas, dapat memacu pemahaman siswa menjadi lebih baik. Sehingga ilmu yang disampaikan, dapat mereka implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. (IFA/DBS)