Masjid Jami’ Al-Ishlah Tetap Selenggarakan Sholat Gerhana Walau Listrik Padam

TangselMedia – Pelaksanaan shalat gerhana secara serempak pada Rabu malam yang dimulai kisaran pukul 19:40 s.d. 21:30 WIB di berbagai daerah menjadi salah satu indikasi ummat Islam Indonesia makin taat menjalankan ajaran agamanya. Namun ada yang menarik pada pelaksanaan shalat gerhana di Masjid Jami’ Al-Ishlah yang berlokasi di pinggir Jalan Dr Setiabudi, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang.

Pantauan TangselMedia yang datang sejak shalat maghrib berjama’ah di masjid ini, terlihat antusias masyarakat sekitar untuk mengikuti shalat gerhana yang diselenggarakan setelah shalat isya. Menariknya, ternyata setiap hari Rabu, DKM Al-Ishlah mempunyai program rutin pekanan berupa kajian tafsir, sehingga jama’ah masjid tidak bubar sampai waktu isya.

Lebih dari 4 shaff terisi penuh, di masing-masing barisan laki-laki dan perempuan, dari usia anak-anak, remaja hingga dewasa. [sumber foto: TangselMedia]
Kemudian sesuatu yang unik terjadi. Sekitar pukul 19: 20 WIB mendadak listrik padam, pengajian terhenti namun jama’ah tetap di tempatnya masing-masing, hanya suara anak-anak yang cukup membuat gaduh suasana. Pengurus DKM secara sigap menyiapkan pengeras suara dan lampu portable untuk melanjutkan acara.
Baca Juga  KIP dan PLN Batubara Niaga Jalin Kerjasama Tingkatkan Keandalan Ketersediaan Batubara di Banten dan Jawa Barat

Hingga waktu isya tiba, adzan dikumandangkan tanpa speaker, gerhana mulai tampak, sebagian jama’ah masjid keluar dan melihatnya dari pelataran masjid. Sungguh fenomena yang indah. Setelah selesai shalat isya berjama’ah, K.H. Ahmad Sofyan, S.Pd.I. yang juga bertindak sebagai khotib, memberikan penjelasan tata cara shalat gerhana kepada jama’ah masjid.

K.H. Ahmad Sofyan, S.Pd.I. saat menyampaikan khutbah shalat gerhana. [sumber foto: TangselMedia]
Shalat gerhana, dilaksanakan dalam keadaan syahdu, tanpa pengeras suara dan dengan penerang seadanya, namun bacaan al-qur’an yang dilantunkan oleh Rizki Al-fachrozi sebagai imam shalat, mampu membuat jama’ah tetap khusyu. Mahasiswa PTIQ semester 6 ini memimpin sholat gerhana sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan khutbah sekitar 15 menit. Aliran listrik kembali hidup ketika shalat gerhana sampai pada raka’at ke-2.

Setelah selesai shalat gerhana, DKM Al-Ishlah menyiapkan makanan dan minuman untuk beramah-tamah. Tidak kurang dari lontong, bakwan, martabak juga teh dan kopi menjadi penambah keakraban antar jama’ah, pengurus masjid dan tokoh masyarakat setempat. (DBS)