MENGINTIP PROSES PEMBUATAN ECENG GONDOK SEBAGAI PAKAN IKAN
Ditulis Oleh : Afifah Syafiqoh Mardhotillah*
Email : [email protected]
Siapa yang tidak tahu tumbuhan eceng gondok. Ya, eceng gondok atau Eichhornia crassipes merupakan salah satu jenis tumbuhan air yang hidup mengapung di air dengan pertumbuhannya yang sangat cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma perairan. Eceng gondok memiliki tinggi sekitar 0,4-0,8 meter. Daun eceng gondok bersifat tunggal dengan bentuk oval, berwarna hijau dengan permukaan daun yang licin. Pada bagian ujung dan pangkal daunnya meruncing dengan pangkal tangkai daun menggelembung.
Eceng gondok biasa tumbuh di perairan tawar dengan aliran air yang lambat bahkan tenang. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma perusak tatanan lingkungan perairan. Eceng gondok merupakan tumbuhan yang sangat kuat dan mampu beradaptasi dengan hampir semua kondisi lingkungan. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi air yang ekstrim. Mulai dari ketinggian air, kecepatan arus air, jumlah nutrisi yang terdapat di air, pH, hingga temperatur. Tidak hanya itu, eceng gondok juga dapat bertahan dari berbagai jenis racun dan bahan kimia yang ada di air. Menurut penelitian FAO, pertumbuhan eceng gondok terjadi dengan cepat karena habitat tumbuhan ini berada di lingkungan berair. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi yang tinggi pada air, seperti nitrogen, fosfat, dan potasium. Akan tetapi, kandungan garam yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok.
Pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali akan berdampak negatif bagi lingkungan. Selain dapat merusak tatanan lingkungan perairan, eceng gondok juga dapat mempercepat terjadinya proses pendangkalan, menurunkan jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air, hingga meningkatkan evapotranspirasi atau penguapan dan hilangnya air melalui daun tumbuhan. Hal ini terjadi karena daun-daun eceng gondok yang lebar dan pertumbuhannya yang cepat.
Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan pada eceng gondok untuk mengurangi pertumbuhannya pada lingkungan perairan. Hal yang bisa dilakukan diantaranya adalah mencegah pertumbuhan eceng gondok, mengangkat eceng gondok, hingga memanfaatkan eceng gondok. Hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan memanfaatkannya. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan, bahan untuk biogas, pembuatan kompos, mengatasi polusi air, diolah menjadi makanan, diolah menjadi pakan ternak, hingga menjadi bahan pakan ikan.
Saat ini sudah banyak pembudidaya ikan di Indonesia yang menggunakan eceng gondok sebagai pakan ikan, baik dengan metode pencampuran maupun tidak dicampur. Selain dapat memperbaiki kualitas lingkungan perairan, pakan yang terbuat dari eceng gondok mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan ikan. Selain kandungan proteinnya yang baik untuk pertumbuhan ikan, tumbuhan air ini dapat menghemat biaya pakan jika dibandingkan dengan pembelian pakan komersial. Hal ini dikarenakan bahan bakunya yaitu eceng gondok mudah didapatkan.
Dilansir dari Sorot Indonesia, campuran eceng gondok pada pakan ikan dinilai menjadi salah satu bahan organik yang mempunyai pengaruh terhadap peningkatan berat badan dan daya cerna protein pada ikan. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh balai besar pengembangan ikan air tawar Sukabumi, nilai dari protein eceng gondok yang sudah dikeringkan kurang lebih 13 persen lebih besar dari dedak padi yang merupakan bahan utama dalam pembuatan pakan ikan. Namun, dari hasil penelitian pakan yang bahan bakunya adalah eceng gondok untuk sementara cocok untuk ikan herbivora dan omnivora seperti ikan mas, nila dan lele.
Cara pembuatan pakan ikan dari eceng gondok terdapat dua cara, yaitu dengan metode pencampuran dan tidak dicampur. Dilansir dari Sorot Indonesia, pembuatan pakan ikan dari eceng gondok dapat dalam bentuk fermentasi, kering, atau dijadikan tepung. Untuk pembuatan eceng gondok sebagai pakan ikan dalam bentuk tepung sebaiknya gunakan eceng gondok yang sudah cukup tua dan berukuran besar. Bagian yang digunakan adalah pelepah daun eceng gondok yang jaraknya lima sentimeter dari bawah daunnya. Untuk proses pembuatannya diawali dengan mencuci bersih eceng gondok yang sudah diambil lalu dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2-4 cm. Setelah dipotong, keringkan eceng gondok di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Setelah kering, eceng gondok ditumbuk dan dijadikan tepung. Tepung eceng gondok siap untuk dikonsumsi oleh ikan atau dapat digunakan sebagai campuran dalam proses pembuatan pakan ikan.
Selain pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ikan dalam bentuk tepung, eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan dalam bentuk pakan ikan pada umumnya. Dilansir dari kampusundip.com, proses pembuatan pakan ikan dari eceng gondok yang dilakukan oleh mahasiswa budidaya perairan Universitas Diponegoro (Undip) adalah memisahkan eceng gondok basah dari bagian akarnya. Kemudian batang dan daunnya dijemur hingga kering. Setelah kering, eceng gondok ditumbuk dan dibuat menjadi tepung eceng gondok. Setelah itu tepung eceng gondok difermentasi selama 2 minggu. Setelah proses fermentasi, tepung eceng gondok dicampur dengan bahan bahan pakan lainnya, yaitu tepung ikan, tepung jagung, tepung kedelai, vitamin mineral, minyak ikan, minyak jagung, dan CMC sebagai perekat. Bahan dicampur mulai dari bahan dengan dosis terkecil hingga terbesar kemudian diberi air hangat dan lakukan pengadukan atau penggilingan hingga kalis. Setelah itu cetak pada mesin pencetak pakan dengan ukuran pakan sesuai dengan umur atau stadia ikan. Kemudian keringkan pakan yang sudah dicetak dengan mesin pengering atau oven hingga benar-benar kering.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh mahasiswa budidaya perairan Undip, seorang pembudidaya ikan air tawar di Sukabumi membuat pakan ikan dari eceng gondok tanpa menjadikannya sebagai tepung dahulu. Dilansir dari Kalijogo Channel, bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan eceng gondok dengan campuran adalah eceng gondok yang sudah dicacah dan dikeringkan, ikan rucah/BS, dan dedak padi. Proses pembuatannya terbagi menjadi 4 proses, yaitu proses pencampuran bahan, fermentasi, penggilingan atau pencetakan, dan terakhir pengeringan atau penjemuran. Pada proses pencampuran bahan campur semua bahan dengan perbandingan 1 kg eceng gondok kering:1 kg ikan rucah/BS:2 kg dedak padi dan aduk hingga tercampur rata. Lalu tunggu selama 1×24 jam untuk proses fermentasi. Setelah itu lakukan pencetakan dengan mesin penggiling dengan ukuran pakan yang disesuaikan, tambahkan dedak padi jika dirasa tekstur terlalu lengket . Setelah dicetak, pakan dijemur hingga kering. Setelah benar benar kering, pakan ikan siap untuk digunakan.
Tumbuhan eceng gondok yang dianggap sebagai gulma oleh masyarakat umum ternyata memiliki banyak manfaat jika dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Selain bermanfaat untuk manusia, eceng gondok juga bermanfaat untuk lingkungan hingga hewan. Salah satunya, tumbuhan ini bermanfaat untuk bahan pakan ikan.
Berdasarkan hasil penelitian, tumbuhan ini dapat meningkatkan berat badan dan daya cerna protein pada ikan dikarenakan kandungan protein yang cukup tinggi pada tumbuhan ini. Selain itu, pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ikan juga dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli pakan ikan.***
*Penulis adalah Mahasiswa S1 Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta