Warga Kabupaten Sleman Siap Akan Menghadapi Aktivitas Merapi

Info Kota1959 Views
Warga Kabupaten Sleman Siap Akan Menghadapi Aktivitas Merapi
Puncak gunung Merapi difoto dari kawasan Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jateng, Kamis (23/8/2018). Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), kemunculan kubah lava baru diperkirakan terjadi pada 11 Agustus dan terus mengalami pertumbuhan rata-rata 1.500 meter kubik perhari. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

TangselMedia – Aktivitas Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang menunjukkan peningkatan tidak memengaruhi aktivitas masyarakat yang tinggal di lereng gunung teraktif tersebut karena mereka lebih siap dan memahami mitigasi bencana. “Adanya peningkatan aktivitas Merapi dengan adanya guguran lava beberapa waktu terakhir ini tidak membuat warga panik atau resah, mereka tetap beraktivitas seperti biasa,” ujar Kepala Desa Glagaharjo, Cangkringan Suroto di Sleman, Kamis.

Menurut Suroto, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa, seperti ke ladang dan mengurusi ternak, aktivitas perekonomian warga seperti di pasar tradisional juga tetap berlangsung seperti biasa. “Warga Glagharjo saat ini telah mempersiapkan diri lebih baik lagi, belajar dari erupsi Merapi 2010. Sedangkan kami dari pihak pemerintah desa juga tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi mengenai dampak erupsi Merapi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah mempersiapkan dua titik kumpul di setiap dusun mulai dari Dusun Kalitengah Lor yang hanya berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi hingga Dusun Singlar. Total ada delapan titik kumpul untuk warga sebelum evakuasi. “Masyarakat juga aktif ronda Merapi sebagai upaya untuk menjaga kondusivitas warganya. Saat ini warga juga telah mengemas barang dan dokumen berharga pada satu tempat yang mudah dijangkau dan mudah membawanya saat terjadi bencana,” ujarnya.

Baca Juga  Sekolah Alam Bintaro, Rimbun dan Berkarakter

Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan Heri Suprapto mengatakan warga di daerahnya saat ini masih tenang-tenang saja namun tetap waspada. “Tidak ada yang berubah aktivitasnya kendati sudah ada titik api diam di puncak Merapi,” katanya.
Menurut Suprapto, saat ini arahan dari instansi berwenang pemerintah adalah untuk menghindari radius tiga kilometer dari puncak Merapi.

“Sedangkan warga di lereng Merapi maksimal beraktivitas di sekitaran `bunker` Kaliadem yang berjarak sekitar 4,5 kilometer hingga lima kilometer. Ditambah untuk lelehan lava pijar saat ini belum mencapai jarak melebihi rekomendasi. Sehingga masih aman,” ujarnya. Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur Bambang Sugeng menyatakan tidak ada pengaruh dari peristiwa guguran lava pijar Merapi beberapa hari ini. “Semua masih beraktivitas normal seperti biasa, juga tidak ada penurunan jumlah wisatawan,” ujarnya.