TangselMedia – Sebuah rumah toko (Ruko) berdiri kuat diantara proyek Jembatan Musi VI, Palembang, Sumatera Selatan. Ruko tersebut turut menghambat pembangunan proyek yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.
VI, tepatnya di seberang Ilir pembangunan. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Musi VI, Fauzi mengatakan pemilik Rumah Toko (Ruko) tersebut tidak mau rumahnya diganti rugi karena tidak ada kesempakatan harga yang cocok.
Sampai kini, Fauzi bersama pejabat di Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya untuk bernegosiasi. Sampai akhir bulan September 2018, kalau tidak ada kata sepakat maka rumah akan digugat ke pengadilan setempat.
“Ya kalau tidak ada kesepakatan nanti ini kami gugat ke pengadilan. Tapi memang sekarang masih tahap negosiasi, diskusi sama pemilik supaya prosesnya ini tidak panjang,” ujar Fauzi kepada detikFinance saat ditemui di proyek jembatan Musi VI, Rabu (5/9/2018).
Rumah tersebut, kata auzi berdiri tepat di atas tanah yang akan dibangun dua pancang di Pier 3 Jembatan Musi VI. Oleh karena itu, jika lahan tidak bebas maka proyek tidak dapat dilanjutkan. Padahal kontrak proyek akan berakhir akhir tahun ini.
“Seberang ilir masih panjang prosesnya karena belum ada kata sepakat. Untuk di Pier 3 ini ada 2 titik pemancangan tepat di atas bangunan itu, tapi karena belum sepakat kami tidak bisa kerjakan,” ujar Fauzi.
“Untuk masuk pengadilan saya rasa jalan terakhir, kami sejauh ini masih beritikad baik pada pemilik lahan. Kenapa begitu, karena kalau ke pengadilan prosesnya panjang dan kami juga tidak bisa kerja,” ujarnya.
Jempatan itu sendiri sudah terbangun 70,6% samoai saat ini. Pembangunan benteng tengah pada Jembatan Musi VI telah bersambung, tetapi kendala lahan tadi membuat sisi kiri dan kanannya masih ditempa rumah.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembebasan Lahan Jembatan Musi VI Hilmansyah dikonfirmasi lewat telepon selulur belum merespon. Sedangkan pesan WhatsApp hanya dibaca dan belu ada balasan.
