BMKG Meminta Masyarakat Cisolok Waspada Terhadap Kemungkinan Longsor Susulan

Info Kota1014 Views
BMKG Meminta Masyarakat Cisolok Waspada Terhadap Kemungkinan Longsor Susulan
Arsip Petugas SAR gabungan bergotong royong berusaha mengeluarkan jenazah korban longsor yang tertimbun material tanah di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/1/2019). Pada hari ke-6 pencarian, petugas SAR gabungan berhasil menemukan enam jenazah korban longsor. ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan/aww.


TangselMedia – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, untuk waspada terhadap kemungkinan longsor susulan karena curah hujan masih tinggi. “Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal, dan tersusun oleh tanah gembur,” ujar Kepala BMKG

Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, seperti dikutip dari keterangan pers BMKG yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (1/12/2018). Dalam kunjungan kepala BMKG ke Cisolok pada Jumat (11/1/2019) itu, hadir pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo serta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani. Dwikorita menjelaskan, PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrim kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.

“Dalam peta tersebut, wilayah ini termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, yaitu hujan dengan intensitas lebat atau hujan dengan durasi panjang selama beberapa jam ataupun beberapa hari,” ujarnya. Air hujan yang meresap ke dalam lereng mengakibatkan peningkatan tekanan air tanah sebagai daya dorong longsor. Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area permukiman warga, tetapi dijadikan kawasan lindung. Menurut dia, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.

Baca Juga  Masjid Ar Rahmah Rempoa Kerjasama Dengan PMI Tangsel Gelar Acara Donor Darah

Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani juga melakukan penanaman tanaman vetifer (Akar wangi).  Tanaman akar wangi bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, dan menguatkan daya ikat tanah pada lereng agar lebih stabil. Selain itu, tanaman-tanaman yang berakar tunggang dapat pula berperan sebagai jangkar penguat alamiah pada lereng tanah.

Sementara itu, pencetakan sawah beririgasi atau kolam/ empang pada atau di atas lereng yang rawan longsor harus dihindari karena dapat meresapkan air ke dalam tanah yang mengakibatkan tekanan air meningkat dan mendorong butiran-butiran tanah bergerak longsor. Bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat dan 3 orang cedera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *