Dosen Prodi Teknik Mesin Gelar PKM Pendampingan Usaha Pengelasan Kepada Karang Taruna Sarimulya

TangselMedia-Dalam rangka melaksanakan salah satu isi Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Pamulang menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pendampingan Usaha Pengelasan Karang Taruna Sarimulya” pada Minggu (26/07/2020) di Desa Setu, Tangsel. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para pemuda karang taruna untuk berwirausaha dalam bidang pengelasan.

PKM Teknik Mesin pada pendampingan pengelasan di Kaang Taruna Sari Mulya, Setu, Tangsel (26/7/2020).

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ir. Budi Kaliwanto, M.T., Bambang Herlambang, S.T., M.Si., Ir. Ahsonul Anam, M.T., Ir. Sunardi, M.T., dan Deden Rosid Waltam, S.Si., M.T., serta dihadiri oleh para peserta dari para pemuda Karang Taruna Desa Setu, Tangerag Selatan.

Ir. Budi Kaliwanto, M.T. sebagai narasumber pertama menyampaikan materi dasar pengelasan, cara  kerja  mesin  las  dan  daya  listrik  yang  diperlukan jika  mengggunakan arus listrik dari PLN.

“Las Listrik adalah sebuah proses pengelasan yang sumber panasnya diperoleh dari energi listrik. Dari Energi Listrik kemudian diterima oleh mesin las dan dirubah menjadi energi panas saat kutub elektroda dan benda kerja bertemu sehingga terjadi pertukaran ion yang menyebabkan terjadinya busur listrik. Busur listrik terjadi ketika ujung elektroda menyentuh bagian logam induk, karena adanya aliran listrik menyebabkan terjadinya sebuah arus pendek kemudian oleh mesin las dirubah menjadi energi panas hingga melelehkan elektroda dan logam induk”, papar Budi.

Menurut Budi, mesin las inverter disebut juga sebagai mesin las listrik, karena mesin las ini mengandalkan sumber daya listrik dari PLN. Mesin las dengan teknologi inverter ini hemat dalam penggunaan sumber daya listrik. Umumnya mesin las inverter yang beredar saat ini membutuhkan daya listrik mulai dari 450 Watt, 900 Watt hingga 1500 Watt. Karena itu rancangan mesin las inverter ini cocok dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan pengelasan rumah tangga, hobby dan juga industri ringan.

“Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang,” lanjut Budi yang juga Pegawai BATAN.

Penyampaian materi berikutnya oleh Bambang Herlambang, S.T., M.Si. mengenai prosedur dan keselamatan kerja dalam menggunakan mesin las pentingnya peralatan dan SOP keselamatan kerja dalam proses pengelasan.

“Proses pengelasan merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai banyak resiko atau bahaya. Karena saat proses pengelasan berlangsung, maka bahaya seperti asap, cahaya pengelasan, panas dan bahaya listrik akan timbul. Oleh karena itu jika kita tidak memakai alat keselamatan las, maka akan membahayakan keselamatan kita saat bekerja. Proses pengerjaan pengelasan yang mengandalkan proses pembakaran elektroda beresiko menyebabkan kerugian kesehatan jangka panjang jika tidak terlindung dengan baik diantaranya kerusakan kornea mata, kerusakan paru-paru, gagal ginjal dan masalah kesehatan reproduksi”, paparnya.

Bambang juga menambahkan syarat penggunaan alat keselamatan kerja. Ia menjelaskan alat perlindungan diri menurut Balai Hiperkes memiliki beberapa syarat, yaitu memberikan perlindungan untuk pekerja  ringan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja, dapat dipakai secara fleksibel, tidak menimbulkan bahaya tambahan jika terdapat pemakaian yang kurang tepat, memenuhi standar, tidak membatasi pekerja dan suku cadang yang mudah didapatkan dan mudah perawatannya.

“Untuk itu diperlukan peralatan Keselamatan Kerja dalam pengelasan yang meliputi Topeng las untuk melindungi mata dari sinar las, masker las / blower hisap untuk melindungi hidung dan pernafasan akibat asap api, Apron / pelindung dada untuk melindungi badan dari percikan api, sarung tangan welding dan Sepatu pelindung. Manfaat Alat Keselamatan Kerja Las dalam Pengelasan adalah untuk menghindari percikan bunga api las, agar tidak mengenai mata, tangan, telinga, muka, dan anggota badan yang lain, agar terhindar dari debu dan asap beracun dan terhindar dari panas dan listrik pengelasan dan sinar ultraviolet maupun infra merah” tutur Bambang dosen Getaran Mekanis Teknik Mesin Universitas Pamulang.

Narasumber selanjutnya disampaikan oleh Deden Rosid Waltam, S.Si., M.T.mengenai materi prosedur pengoperasian mesin las. ”Dalam pengelasan dibutuhkan peralatan utama yaitu Mesin Las, Arus Listrik : AC/DC, Electrode Holder / tang elektroda / penjepit elektroda, Kabel Las (kabel elektrode / kabel massa / kabel tenaga). sedangkan Peralatan Bantu meliputi Tang, Sikat baja, Palu kerak, Meja las dan Mesin Gerinda” paparnya.

“Cara pengelasan yang benar adalah pertama dahulu bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal. Lalu letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan. selanjutnya letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40 derajat”, lanjut Deden.

“Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, kita dapat memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut” tutur Deden.

Baca Juga  DPRD Tangsel Sahkan Alat Kelengkapan Dewan

Deden menambahkan beberapa tips yang berguna dalam proses pengelasan. Menurutnya, Bahan kawat las harus sesuai dengan bahan objek yang akan dilas. Objek yang akan dilas sebaiknya diletakan pada tempat yang mendatar, sehingga memudahkan welder untuk mengelasnya. Disarankan menggunakan arus las DC, karena DC tidak memercikan api berlebihan sehingga mudah untuk mengatur seberapa besar atau kecilnya percikan itu dibutuhkan. Dan juga kebanyakan kawat las membutuhkan arus DC. Untuk melakukan pengelasan, sebaiknya objek yang akan dilas ditekan atau dirapatkan. Sehingga saat pengelasan tipis saja sudah dapat merapatkan, menutup, bahkan menyambungkan objek tanpa harus memiliki bekas las yang sangat tebal. Pengaturan besarnya arus sangat dibutuhkan, karena jika arus terlalu kecil itu tidak dapat mendapatkan hasil las yang maksimal. Bahkan hasil las tidak akan kuat, sehingga kemungkinan hasil las akan terlepas. Jarak saat melakukan pengelasan sebaiknya 2-3mm dari objek, karena jika terlalu dekat ataupun jauh. Hasil pengelasan tidak akan maksimal. Disaat pengelasan berjalan dan tiba-tiba welder memutuskan untuk berenti, sebelum memulai lagi disarankan bersihkan kerak pada hasil las dengan menggetok-getokan palu kepada objek pengelasan. Hindari pendinginan tiba-tiba setelah selesai melakukan pengelasan, contohnya disiram dengan air.

“Ini sangat tidak dianjurkan, karena beberapa bahan akan mudah retak. Sebaiknya sebelum melakukan 8 tahap diatas, persiapkan juga penutup wajah yang dikhususkan saat melakukan pengelasan. Karena percikan api saat melakukan pengelasan itu sangat berbahaya”, pungkas Deden.

Narasumber selanjutnya disampaikan oleh Ahsonul Anam  mengenai pemeriksaan cacat hasil lasan. “Dalam pengelasan, pemeriksaan hasil lasan sangat penting untuk memperoleh hasil lasan yang baik. Cacat Las dibagi dua diantaranya cacat las yang dapat dilihat (visual) dan cacat las tidak dapat dilihat (Cacat Dalam). Cacat las yang dapat dilihat contohnya Under Cutting yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di kanan dan kiri rigi las. Hal ini di sebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas karena pemakaian arus terlalu besar dan ayunan elektroda terlalu pendek. Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan ini yaitu berikan pendinginan benda kerja, turunkan amper, ayunan elektroda harus sesuai amper dan atur kedudukan elektroda. Jenis-jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiographi dan ultrasonic. Contohnya Undercut, slag lines, Internal longitudinal crack, Internal transverse crack dsb” terang dosen energi di Prodi Teknik Mesin ini.

Narasumber terakhir disampaikan oleh Ir. Sunardi, M.T. mengenai manajemen usaha bengkel las.  Menurut Sunardi, banyak sektor yang dapat dijangkau dan dijadikan target pasar pada usaha bengkel las. Sebuah usaha pengelasan bisa menghasilkan berbagai produk seperti Produk konstruksi (tangga besi, railing tangga, pagar, tralis, kanopi, dan lain sebagainya), rangka kendaraan (sasis), variasi mobil bak wahana mainan anak outdoor (ayunan, jungkat-jungkit, dan lain-lain), perabotan rumah tangga (lemari, tempat tidur, meja), produk di atas membuktikan bahwa bengkel las dapat menjangkau pasar yang lebih luas dibandingkan dengan bisnis lain. Pangsa pasar yang besar akan memberikan peluang kesuksesan yang lebih besar pula kepada pelaku usaha.

“Untuk membuka bengkel las, Anda juga tak memerlukan modal yang besar. Apalagi Anda sudah memiliki tempat untuk usaha, yaitu di rumah. Dengan modal 10 juta rupiah, Anda sudah bisa membeli mesin las listrik, gerinda, mesin bor, pemotong besi, kompresor, dan genset untuk memulai usaha. Selain modal yang kecil, Anda juga bisa menghasilkan pemasukan yang besar dari bengkel las.Produk hasil pengelasan banyak dibutuhkan. Sehingga tak menutup kemungkinan Anda bisa mengantongi omzet jutaan dalam sebulan. Kesuksesan sebuah usaha harus dimulai dengan persiapan yang matang. Sebaiknya Anda membuat perencanaan secara detail sebelum memulai usaha di bidang pengelasan”, terang dosen kewirausahaan Teknik Mesin Unpam dan mantan Pegawai BATAN ini.

“Kesuksesan dalam sebuah bisnis tak bisa datang begitu saja. Anda harus memulai kesuksesan di usaha pengelasan dengan mengikuti beberapa tips diantaranya Produk yang berkualitas, harga jual yang kompetitif, pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, adanya garansi sebagai jaminan yang diberikan kepada pelanggan bila terjadi kerusakan produk, dan gunakan IT untuk pemasaran”, imbuhnya.

Dalam kegiatan PKM ini dilakukan praktek pengelasan yang dilakukan oleh para peserta karang taruna Desa Setu dipandu oleh operator dan dosen Tenik Mesin. Dalam praktek ini dilakukan pembuatan jok bangku besi sebagai latihan pengelasan. Ada 5 orang peserta yang diberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan dinilai oleh operator pengelasan. 3 peserta terbaik mendapatkan suvenir menarik berupa kaus. Acara PKM diakhiri oleh Kaprodi Teknik Mesin dengan pemberian kenang-kenangan produk hasil pengelasan, suvenir dan foto bersama.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *