Da’ipun Butuh Nasehat!

Nasional, Opini1813 Views
dakwah adalah rahmat untuk seluruh alam
dakwah adalah rahmat untuk seluruh alam

Seorang Da’i yang biasa memberikan nasehat atau mauizhatul hasanah kepada ummat jangan dikira tidak membutuhkan nasehat. Nasehat kepada mereka adalah memberikan arahan terbaik agar dalam berdakwah kepada masyarakat akan lebih pas, mengena dihati audien dan memberikan dampak positif. Oleh karena dalam kultwit yang saya posting dapat menjadi referensi bagi seorang da’i.

Berikut kultwit (kuliah twitter) yang saya sampaikan :

  1. Penggunaan dan penerapan istilah bid’ah harus betul-betul hati-hati, terutama ketika hal itu diutarakan di depan halayak banyak (publik).
  2. Orang-orang yang belajar Islam dan mempelajari hukum-hukum Islam, bukan hanya dari kalangan kita saja. Dan kajian-kajian Islam ini memang bukan sesuatu yang baru.
  3. Menghukumi suatu amalan bid’ah terhadap hal-hal yang banyak dilakukan di masyarakat secara tidak hikmah, inilah yg seringkali menimbulkan reaksi keras dari mereka yang merasa terusik dan tersakiti. Yang pada akhirnya, justru merugikan dakwah itu sendiri.
  4. Betapa sakit dan pedihnya, pihak-pihak yang dihukumi perbuatannya dengan bid’ah, padahal belum tentu, tidak jauh beda dengan pihak-pihak yang dituduh teroris padahal bukan.
  5. Dalam berdakwah, kita sebagai da’i yang harus lebih banyak memahami ummat, dan bukan sebaliknya.
  6. Kalau kita ditanya ummat, tentang perkara-perkara hukum, sejatinya sebagai da’i yang terpelajar, kita pun menggunakan istilah-istilah hukum yg sudah dikenal luas di kalangan kaum muslimin, yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Tidak ada hukum bid’ah.
  7. Penggunaan kata “wallohu a’lam” dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masalahnya kita belum kuasai atau kita tahu, tapi ada kemungkinan akan munculkan polemik, kontroversi, kegaduhan dsb, adalah pilihan yang paling bijak.
  8. Da’i juga harus selalu siap “ditaushiyah” (baca: dinasehati) seperti halnya selalu siap “mentaushiyah” (baca: menasehati). Selalu siap dikritik, karena kadang kritik itu bisa jadi “modul” evaluasi diri.
  9. Ketika ada tetangga misalnya yg kurang simpatik kepada kita, jangan buru-buru ambil kesimpulan bahwa tetangga itu tidak simpatik kepada da’i atau benci kepada dakwah. Bisa jadi itu disebabkan karena perilaku & sopan-santun keseharian kita yang “bermasalah”.
Baca Juga  8 Rekomendasi Rakornas IKADI: Perkuat Ekonomi Umat Sampai Ajak Bangsa Muhasabah

oleh: Ust. H. M. Ridwan Yahya, Lc., M.A.

*lahir di Makassar, 9 Sept 1968; S1 lulusan Univ Islam Madinah, S2 Univ Muhammadiyah Jakarta; Dosen, muballigh, pengurus pusat Ikatan Dai Indonesia, juga pembimbing haji dan umroh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *