Hikmah Wirausaha Ditengah Pandemi COVID-19

Hikmah Wirausaha Ditengah Pandemi COVID-19

Oleh : Adji Widodo*

 

Wabah virus corona yang semula diketahui muncul pertama kali di kota  Wuhan, China, telah merebak ke hampir seluruh dunia, mulai dari Eropa, Amerika sampai ke Asia. Bahkan di Indonesia dinyatakan pertama kali dua WNI dari Depok positif terjangkit virus Corona, diduga sudah sejak 14 Februari 2020. Sekarang telah mencapai 26,473 orang dinyatakan sebagai orang dalam pengawasan (ODP) tetapi sudah 7,308 orang pasien dinyatakan sembuh (PDP), demikian informasi dari, (Kompas.com, 31 Mei 2020).

Propinsi DKI Jakarta sebagai epicentrum penyebaran pertama telah melebar ke wilayah Jabodetabek, bahkan sekarang telah menjangkit sampai ke propinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo diberlakukan sejak tanggal 10 April 2020 dimulai dari DKI Jakarta, dan diikuti oleh Kota Tangerang Selatan mulai 18 April 2020, dengan tujuan untuk memutus rantai wabah corona.

Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah Corona maka pemerintah meminta kepada masyarakat untuk bekerja di rumah (Work At Home), semua itu karena untuk menjaga jarak atau Social distancing dan Physical distancing untuk memutus mata rantai Covid-19. Adanya WFH  membuat masyarakat merubah kebiasaan yang tadinya belanja kebutuhan di pasar dan mall, telah beralih belanja dengan system online. Tercatat penjualan alat penunjang seperti laptop dan gadget melonjak 4 kali lipat dibanding bulan Januari 2020. Ini menunjukkan kebutuhan fasilitas sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan WFH, (Kontan, 23 April 2020).

Menginjak memasuki bulan Ramadhan di bulan Mei 2020, masyarakat pun sangat rindu adanya pasar Ramadhan yang digelar tiap tahun di halaman-halaman masjid di perumahan. Tetapi karena komitmen dan tanggung jawab  para pengurus dan warga, maka pasar ramadhan tahun ini pun ditiadakan. Halaman Masjid Raya Al-Kautsar, Vila Dago, Pamulang, yang tiap tahun ramai dengan pasar Ramadhan, tahun ini menjadi sepi pengunjung.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan makan minum dan takzil buka puasa Ramadhan, mau tidak mau tiap keluarga tetap menyediakan buat di rumah. Dalam situasi dan kondisi pandemi, masyarakat terutama ibu rumah tangga telah memunculkan ide-ide kreatif dan kemandirian pasar secara sederhana. Ada yang menawarkan di grup whatsapp makanan takzil tahu isi, bakwan dan risol. Yang lain menawarkan kolak pisang, es campur, es pisang ijo, dll. Wal hasil, setiap siang hingga sore menjelang buka seperti yang terjadi di lingkungan RT 007 RW 022, Alam Asri I, Vila Dago, Pamulang, menjadi kondusif diisi dengan transaksi timbal balik penjual demi penjualan ke sesama ibu-ibu.

Baca Juga  Dukung Pemanfaatan Inovasi Alat Inveronmental Temperatur and Humidity Detection Sebagai Upaya Monitoring Suhu dan Kelembaban Ruangan/Lingkungan Ruang Penyimpanan Produksi Sabun Cuci Piring

Kegiatan ini sangat positif dan menyenangkan, diakui oleh Bu Winda salah satu warga Vila Dago, Pamulang, bahwa dirinya telah berhasil membuat kue lumpur dari bahan ubi rebus, dan dadar gulung isi gula merah, telah laku dibeli ibu-ibu lainnya. Tetapi dirinya sendiri juga membeli sayur dan makanan lainnya yang ditawarkan oleh sesama ibu lainnya. Situasi ini telah memunculkan sifat-sifat kegotong royongan dan jiwa wirausaha di kalangan ibu-ibu di lingkungan masyarakat.

Memang kita sedang prihatin karena Indonesia sedang terjadi pandemi Covid-19. Tetapi adanya pamdemi mengilhami ibu-ibu untuk memulai berwirausaha dengan berjualan. Fenomena ini dapat memotivasi masyarakat bahkan seorang Satpam RT ikut menawarkan dagangan kolang-kaling yang biasa enak jika disantap dengan kolak pisang. Inilah yang dinamakan kemandirian pasar telah terbentuk di lingkungan masyarakat, pasar musiman, dalam era modern dilakukan pemesanan dengan system online. Jika usaha ini ditekuni dengan serius maka akan menambah income keluarga dan tentunya akan mensejahterakan masyarakat pada umumnya.

Di sisi lain pada masa pandemi telah mendorong terciptanya keluarga yang rukun, kompak dan mandiri. Hal ini sengat terasa bagi seorang ibu yang bekerja di kantor tetapi saat ini harus bekerja di rumah. Di dalam percakapan sesama keluarga besar dengan kakak dan adiknya menjadi gurauan bahwa pandemi mengandung hikmah yaitu menjadi ajang menunjukkan hasil masakannya. Seorang adik memuji pada kakaknya ternyata dapat memasak sayur capcay, membuat steak daging sapi hasil olahannya sendiri. Sungguh tak disangka yang selama ini sibuk sebagai wanita karier, jarang memasak sendiri, ternyata karena  kondisi PSBB dapat memasak di rumah, dan hasilnya pun sangat membanggakan.

Awal Juni 2020, pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menyambut Era New Normal, namun masih menetapkan perpanjangan pemberlakuan PSBB. Sebagian fasilitas boleh mulai dibuka seperti tempat ibadah, pasar modern dan pasar tradisional, CNN 29 Mei 2020. Semoga adanya pandemi virus corona membawa hikmah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan kewirausahaan demi menjaga kesejahteraan masyarakat.***

 

*Penulis Adalah Dosen Prodi Manajemen, Universitas Pamulang