TangselMedia.com – Menurut laman Web Tangsel, ratusan pegawai Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan mengikuti kegiatan Emotion Spiritual Quetion (ESQ) atau pelatihan sumber daya manusia yang bertujuan untuk membentuk karakter penggabungan tiga potensi manusia yakni kecerdasan intelektual, emosial, dan spiritual.
Ketiga potensi di atas tentunya berkaitan dengan pelayanan langsung terhadap pasien dan interaksi antar sesama pegawai di RSU Kota Tangerang Selatan. Secara terpadu dan didayagunakan secara optimal untuk membangun sumber daya manusia khususnya bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Ary Ginanjar Agustian, konsultan dan trainer ESQ mengatakan, dalam kesempatan itu seluruh pegawai didoktrin bahwa melayani tugas merawat serta mengobati pasien bukan hanya sekedar melaksanakan tugas. Tapi ada sisi rohani lainnya yang dapat dipetik oleh setiap pegawai ketika berinteraksi dengan pasien atau keluarga pasien.
“Bukan hanya sekedar melayani saja, tapi sebagai rasa wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya kepada Web Tangsel ditemui di Remaja Kuring Resto, Kecamatan Serpong, Senin, 30 Mei 2016.
Menurutnya, jika selama ini para pegawai RSU Kota Tangerang Selatan hanya melayani masyarakat sebagai pasien hanya sebatas sesuai standar operasional (SOP) hal itu tidaklah cukup. Tanpa cinta, hati tulus, rasa sayang maka semuanya akan hambar.
“Contohnya saja, jika kita melayani anak sesuai SOP saja tidak cukup. Tapi attitude (sikap) itu penting, dan makanya melayani dengan hati itu penting,” terang Ary.
Apalagi dalam operasional RSU Kota Tangerang Selatan milik Pemerintah Daerah yang operasionalnya dibiayai oleh uang rakyat. Ary bilang, setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya diniatkan ibadah kepada Allah SWT sebab ibadah tidak hanya ritual seperti pada umumnya.
“Kan wujud syukur kepada Tuhan itu ibadah. Jadi pengabdian bekerja itu sebagai ibadah kepada Tuhan,” bilangnya.
Terpisah di lokasi sama, Direktur RSU Kota Tangerang Selatan, Maya Mardiana mengutarakan, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini untuk membentuk sikap, prilaku dan pola pikir bagi seluruh pegawai.
“Saya yakin, kalau knowledge (pengetahuan) semua pegawai pasti sudah mumpuni. Tapi di samping itu perlu juga diberikan bimbingan sikap terhadap sesama rekan kerja dan khususnya terhadap pasien,” utaranya.
Pada kesempatan itu motivator memutarkan film pendek. Bercerita tentang pengorbanan seorang ayah terhadap anaknya. Orangtua tersebut tak pernah ingin terlihat susah dan bekerja membanting tulang demi buah hatinya agar dapat mengenyam pendidikan sekolah tanpa beban.
Demi bisa membahagiakan putrinya, sang ayah enggan anaknya mengetahui pekerjaannya. Tapi lambat laun sang anak mengetahui pekerjaan orangtuanya yang bekerja sebagai buruh serabutan. Bagi sang anak, ayahnya itu sosok pahlawan dan teman.
Di penghujug acara, motivator memutarkan lagu karya musisi religi kondang Opick. Lagu berjudul “Bila Waktu Telah Berakhir” terbukti mampu menggugah hati seluruh pegawai. Tak sedikit diantara mereka yang menitikan air mata.(Imam Chairudin)