PKM Pelatihan Teknik Pemasaran dan Distribusi Logistic Tepung Pisang di Desa Cijengkol, Lebak

TangselMedia-Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang kembali melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema Pelatihan Teknik Pemasaran dan Distribusi Logistic Tepung Pisang di Desa Cijengkol kabupaten lebak banten. Tantangan utama yang dialami oleh para usaha masyarakat menjelang berakhirnya pandemi Covid-19 adalah memasuki kembali pasar dengan persaingan yang bebas setelah sebelumnya sangat terbatasi oleh PPKM. Oleh karena itu tim PKM dan mitra sepakat untuk mengatasinya dengan melakukan kegiatan PKM berupa Teknik pemasaran dan distribusi logistic dengan mengambil contoh usaha pada usaha tepung pisang yang berada di Desa Cijengkol.

Namun, sudah kita ketahui bahwa, sebagai negara agraris, Indonesia sudah sejak lama berhasil dalam memproduksi berbagai jenis bahan pangan penghasil tepaung, antara lain beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, talas, pisang dan sebagainya. Produksi tepung juga sudah menjadi salah satu badan usaha mikro bagi masyarakat, seperti di desa cijengkol ini.

Daerah Lebak merupakan salah satu sentral produksi pisang di Jawa Barat dan Banten, sedangkan Jawa Barat dan Banten merupakan propinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia. Pisang yang banyak dibudidayakan oleh para petani antara lain pisang ambon, raja bulu, raja sere, pisang nangka, tanduk dan lain-lain. Jenis-jenis pisang tersebut dapat dibuat tepung pisang dan merupakan jenis pisang yang unggul di Indonesia. Produksi pisang di Kabupaten Lebak sejak tahun 1983 sampai 2003 cukup stabil, yaitu berkisar antara 30.000 – 35.000 (dibulatkan) ton per tahun. Produksi pisang yang stabil tersebut menandakan pisang sudah menjadi salah satu komoditas buah utama.

Tujuan utama pemberdayaan tepung pisang adalah sebagai bahan baku dan bahan substitusi terigu untuk industri makanan olahan. Daya substitusi tepung pisang ini sangat tergantung dari produk yang akan dihasilkan. Sebagai contoh untuk produk roti tawar 10%, mie 15-20%, cookies 50% (tergantung jenis cookies) dan cake 50-100% (tergantung jenis cakenya). Keuntungan lain yang akan didapat adalah penghematan penggunaan gula sebesar 20% bila dibandingkan dengan pembuatan kue dari 100% terigu Dengan demikian, penggunaan dan kemampuan substitusi tepung pisang akan mampu menekan biaya produksi untuk industri makanan olahan dibandingkan dengan yang menggunakan bahan baku terigu.

Kajian tentang pengembangan industri tepung-tepungan sangat strategis dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, upaya diversifikasi produksi dan konsumsi serta perkembangan industri hilir dalam negeri, sebagai suatu solusi menjembatani kesenjangan antara sektor pertanian dengan sektor industri dan perdagangan. Pengembangan industri tepung-tepungan akan mampu menyediakan produk olahan yang beragam, sehat, bergizi dan praktis, dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan.

Baca Juga  Pemberdayaan Karang Taruna Untuk Pelatihan Design Label Packaging Produk Makanan

Adanya industri tepung-tepungan juga akan membuka berbagai jenis lapangan kerja dan usaha baru dalam berbagai skala di pedesaan maupun perkotaan yang sangat diperlukan untuk mengentaskan kemiskinan serta mengurangi tingkat pengangguran yang sudah sangat tinggi saat ini.

Pengetahuan dan analisis pasar bersifat sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini karena banyak keputusan tentang investasi tergantung dari hasil analisis pasar. Dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran, hal yang perlu diperhatikan :

a. Bagaimana produk tersebut dalam masa kehidupannya di pasar dewasa ini.

b. Berapa permintaan produk dimasa lampau dan sekarang, bagaimana komposisi permintaan tiap segmen pasar serta bagaimana kecenderungan perkembangan permintaan.

c. Bagaimana proyeksi permintaan produk pada masa mendatang serta berapa persen dari permintaan dapat diambil.

d. Bagaimana kemungkinan adanya persaingan.

Kegunaan analisa pasar adalah untuk menentukan besar, sifat dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada kaitannya dengan pemasaran produk, serta strategi atau program pemasaran yang sesuai untuk produk.

Pada tahapan perencanaan pemasaran dan distribusi, beberapa hal yang harus dilakukan adalah menentukan. Komponen-komponen bisnis dalam pemasaran dan distribusi tepung pisang. Alat dan Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu kuisioner dan beberapa alat pendukung dalam pengambilan data bisnis model kanvas. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu edamame goreng dalam berbagai kemasan.

Pembahasan mengenai metode pemasaran dilakukan secara langsung di Desa cijengkol dengan tetap melaksanakan protokol Kesehatan. Metode pemasaran yang digunakan yaitu metode e-commerce dan olshop, Metode ini merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk dengan melalui online seperti media social dan olshop. Cara ini sangat ampuh karena efek dari pandemic membuat olshop atau e-commerce jadi lebih efisien untuk pemasaran.

Namun untuk distribusinya, mengunakan metode make to stock untuk pisang kering dan make to order untuk tepungnya.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Program  Studi Teknik Industri Universitas Pamulang yang diketuai oleh Agus Taufik, S.T., M.T. beserta anggota yang terdiri dari  Sudiman, S.T., M.T., Yudi Maulana, S.T., M.T., M.Kom, Bagas Patih, Agung Kurniawan dan Fathya Indah Rahayu. Yang dilaksanakan pada tanggal 25-27 Maret 2022.***