TangselMedia – Ekonomi yang serba keterbatasan tidak membuat Herayati menyerah menggapai mipinya untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Herayati lulus sarjana dari Program Studi Kimia FMIPA ITB dan memperoleh predikat cum laude. Saat ini Hera telah menjalani program fast track ITB (Institut Teknologi Bandung). Program ini merupakan lanjutan S-1 ke S-2 yang dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun.
Ayahnya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Penghasilan orangtua Hera tidak menentu setiap harinya.
Mimpi Sejak SMP
Hera biasa sapaan akrabnya, memiliki keinginan masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) sejak Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SPM).
Awal mulanya, Hera mengikuti jalur seleksi SNMPTN, tapi gagal. Langkahnya tidak berhenti, dia kembali mencoba jalur seleksi SBMPTN dan diterima. Dia masuk ITB pada tahun ajaran 2014. “Saya emang udah punya keinginan masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) sejak kelas 9 MTS, di MTs Negeri Pulomerak waktu itu saya sekolah,” ujar Hera.
“Itu ada guru saya yang menceritakan ada alumni MTs yang kuliah di ITB dengan beasiswa. Saya ingin kuliah yang ada beasiswanya, jadi waktu itu saya tahunya cuma di ITB, maka saya pengin kuliah di ITB gitu,” tambahnya.
Mempersiapkan Diri
Hera anak bungsu dari empat bersaudara ini mulai belajar untuk mempersiapkan tes masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) sejak duduk di bangku SMA. Hera belajar secara mandiri, hingga pada akhirnya mendapat beasiswa di salah satu lembaga bimbel karena prestasinya.
“Waktu masuk MAN, saya mulai merintis perjuangan, mulai belajar buat tes masuk ITB. Kelas 10 dan 11 saya belajar otodidak, sendiri, ya paling di sekolah ya dibimbing sama guru saja, tapi kalau di rumah saya sendiri, ga ikut bimbel,” ujarnya.
Menginjak kelas 12, Hera mengikuti try out yang diadakan Debus ITB (Institut Teknologi Bandung) yang merupakan Unit Kebudayaan Banten di ITB (Institut Teknologi Bandung).
“Alhamdulillah waktu itu nilai saya tertinggi keempat dari seluruh peserta tes yang ikutan,” tuturnya.
“Nah jadi untuk yang peringkat 1 sampai 5 itu kami diberikan beasiswa bimbel di salah satu lembaga bimbel, dari beasiswa itulah saya ikut bimbel. Soalnya kalau biaya sendiri saya ga punya sih,” Hera menambahkan.
Dukungan Orangtua
Dengan ekonomi yang terbatas, orangtua Hera mendukung langkahnya ketika ia memilih jalan hidup untuk berkuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung).
“Dari kelas 9 itu saya bilang ke orangtua pengin kuliah di ITB. Alhamdulillah saya punya orangtua yang mendukung banget. Jadi walaupun saya melihat kekhawatiran soal biaya bagi mereka, tapi mereka ga pernah bilang jangan. Jadi selalu mendukung apa yang saya mau ambil keputusannya,” ujarnya.
Perempuan kelahiran Cilegon, Banten, ini menempuh pendidikan sarjana di ITB (Institut Teknologi Bandung) dengan beasiswa Bidik Misi. Prestasi Herayati tidak berhenti sampai di situ. Ia pernah menjadi delegasi Indonesia dalam acara Asia Pasific Future Leader Conference pada 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kedua orangtuanya menjadi motivasi terbesar Hera untuk terus berprestasi. “Motivasi berprestasi di ITB orangtua. Karena kan saya kuliah jauh, jadi ya sudah seharusnya saya melakukan yang terbaik di sana,” ujar Hera.
Hera memberikan pesan untuk tidak takut bermimpi. “Jangan takut bermimpi, selalu berani menggapai mimpi, tetap sabar dalam menjalani prosesnya karena semua akan indah pada waktunya,” begitu pesan Hera.
“Tetap semangat belajarnya, jangan lupa berdoa, percaya bahwa Allah maha segalanya, dan Allah sesuai prasangka hamba-Nya,” sambungnya.