TangselMedia-Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) menggelar Webinar Nasional keagamaan yang bertema “Peran dan Tantangan Pendidikan Agama di Tengah Covid-19” pada Sabtu (13/06/2020) melalui video conference dan juga live streaming di media sosial. Hal ini mencoba menjawab persoalan terkait sistem pembelajaran pendidikan agama dimasa pandemi COVID-19 dengan mengetengahkan narasumber yang berkompeten.
Narasumber yang dihadirkan yaitu H.M. Adib Abdushomad, M. Ed, Ph. D., selaku Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Dir. PTKI, dan narasumber kedua Dr. H. Imam Syafe’i M.Pd., selaku Sekretaris Ditjend Pendis Kemenag RI. Turut hadir Rektor Unpam Dr. H. Dayat Hidayat, M.M, Rektor Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi, Dr. H. Kholilur Rahman, M.Pd.I, Ketua LKK-Unpam Ust. H. Sofyan Hadi Musa, M.A dan para dosen agama di Unpam, dosen dari berbagai Universitas yang ada di Ternate, Sulawesi, Madura, Kalimantan Timur, perwakilan PCNU Tiongkok dan lebih dari seribuan mahasiswa Unpam dan mahasiswa lain dari berbagai daerah.
Sambutan pertama disampaikan oleh Sofyan Hadi Musa selaku Ketua LKK-Unpam. Dalam sambutannya, beliau sampaikan bahwa walaupun dalam keadaan pandemi tetapi tetap harus semangat dalam belajar. “Di masa pandemi kita harus tetap menumbuhkan semangat belajar. Kegiatan ini akan menambah ilmu kita. Antusias mahasiswa sangat tinggi mengikuti seminar webinar nasional ini. Karena keterbatasan kuota peserta maka bisa menyimak di channel youtube Kampus Unpam Mengaji,” terang Qori International ini.
Sambutan kedua datang dari Rektor Unpam Dayat Hidayat sekaligus membuka dan meresmikan webinar nasional. “Saat ini kita akan menghadapi perubahan baik aspek ekonomi dan sosial. Kita akan menghadapi kehidupan yang baru. Nilai-nilai agama akan diuji, komunikasi secara online menjadi peradaban baru. InsyaAllah, kegiatan ini akan menambah pengetahuan kita. Maka dengan ini saya buka dan resmikan webinar nasional,” ujarnya dengan penuh kebahagiaan.
Dalam materinya, Adib Abdushomad menyampaikan bahwa pentingnya pembelajaran online ditengah pandemi. “Adanya wabah covid-19 memaksa kita untuk belajar menggunakan media online. Banyak riset mengatakan bahwa belajar banyak menggunakan media online dan medsos. Kita bisa mudah mengakses pendidikan keagamaan di media online dan medsos. Kita juga harus memilah mana konten yang bermanfaat dan positif,” ujar Adib lulusan Flinders University Australia on Public Policy and Management.
“Pembelajaran agama harus disampaikan secara rahmatan lil ‘alamin, karena Islam lahir ke dunia adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Jadi, kita semua sebagai umat Islam perlu ambasador untuk menebar Islam secara rahmatan lil ’alamin,” lanjut Adib.
“Diera ini para pengajar harus menampilkan pembelajaran agama yang memberikan motivasi serta menumbuhkan spirit optimis kepada anak didiknya. Pendidikan agama diajarkan dengan pendekatan yang komprehensif dari berbagai sudut ilmu. Tidak hanya kurikulum dan metode, peran pengajar juga sangat vital. Seorang pengajar tidak hanya transfer of knowledge dan tidak mengurangi ‘transfer of value’. Seorang pengajar harus mempunyai nilai, motivasi, dan semangat yang tinggi untuk mengajarkan agama agar menjadi bekal untuk anak didiknya,” lanjut alumni Ponpes Ribatul Muta’allimin Pekalongan ini.
Imam Syafe’i menambahkan bahwa di tengah pandemi ini agama juga menjadi isu yang banyak dibahas.“Selain isu kesehatan dan ekonomi, agama juga menjadi isu yang banyak dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa peranan agama juga sangat dibutuhkan di masyarakat dalm menghadapi kondisi ini. Ini juga menegaskan perlunya pendidikan agama dalam mengembangkan keilmuan dan wawasan yang responsif terhadap setiap situasi dan kondisi,” tutur Sekretaris Ditjen Pendis Ditjen Kemenag RI ini.
“Tantangan Pendidikan agama di tengah pandemi, biasanya belajar secara tatap muka berubah menjadi online. Maka, tugas pemerintah untuk menyediakan sarana serta fasilitas agar pembelajaran online bisa berjalan. Pendidikan agama sangat dibutuhkan oleh masyarakat terlebih saat pandemi ini. Pemerintah dan masyarakat tidak boleh melupakan pendidikan agama. Begitu banyak perubahan yang terjadi, maka pendidikan agama perlu diperkuat dengan dukungan yang maksimal,” tutup Imam yang juga seorang Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
Acara berlangsung dengan hikmat walaupun dengan menggunakan teleconference. Semoga acara tersebut membuka wawasan baru terhadap sistem pengajaran agama Islam dimasa Pandemi, karena diisi oleh pihak-pihak yang berkompenten.***
Penulis : Lala Latifatul Amaliyah dan Deni Darmawan