Menyusun Skripsi Ditengah Pandemi Corona

MENYUSUN SKRIPSI DITENGAH PANDEMI CORONA

Penulis: Ncep Sopian Ansori Fauzi Rahman*

Meluasnya Pandemi corona di Indonesia, memicu berbagai masalah dalam berbagai sektor. Dalam hal ini, berbagai kegiatan yang biasa dilakukan secara langsung (offline), kini harus beradaptasi dengan sistem daring (online). Bidang riset dan penelitian juga turut terganggu dengan merebaknya pandemi ini, berbagai riset lapangan yang sebelumnya dilakukan secara langsung, kini perlu meminimalisasi interaksi fisik antara peneliti dengan responden.

Aspek kesehatan dan keselamatan saat pandemi menjadi prioritas setiap individu, tidak terkecuali mahasiswa. Terbatasnya ruang gerak, kesulitan keluar rumah, dan ketatnya berbagai aturan kesehatan menjadi pemicu kegalauan para mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Secara umum, situasi pandemi telah menyebabkan kesulitan bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian lapangan atau riset kualitatif secara fisik seperti wawancara dan observasi. Padahal, jika melihat situasi saat ini rata-rata metode penlitian mahasiswa S1 khusunya departemen politik-pemerintahan adalah penelitian kualitatif lapangan dengan sumber data primer.

Bimbingan skripsi adalah puncak dari ketahanan dan ketangguhan mahasiswa dalam menulis, menjelaskan, dan berargumentasi dengan pembimbingnya (Bramastia, 2020). Karenanya mahasiswa harus sabar dan tabah dalam menaklukkan diri sendiri saat menyusun skripsi dan kelak saat kerja mandiri.

Oleh karena itu, terkait dengan kebijakan tentang tugas akhir (skripsi), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana yang tertuang dalam surat Nomor 302/E.E2/KR/2020, menegaskan bahwa: “Penelitian tugas akhir selama masa darurat ini agar diatur baik motode maupun jadwalnya disesuaikan dengan status dan kondisi setempat”. Ini berarti dapat difahami bahwa tugas akhir skripsi bagi mahasiswa tetap ada.

Sehingga, pimpinan Perguruan Tinggi menilai bahwa tugas akhir berupa skripsi masih tetap relevan dan kontekstual dilaksanakan. Hanya perlu diatur metode dan jadwalnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.  Namun ada juga yang telah mengganti skripsi dengan membuat artikel ilmiah yang bobotnya disetarakan dengan skripsi.

Memang ada petisi yang menuntut pembebasan uang kuliah tinggal (UKT) dan tugas akhir (skripsi). Tetapi hal itu hanyalah sebuah kekhawatiran yang berlebihan. Sebab, masih ada cara lain agar penyusunan skripsi tetap dilaksanakan  pada saat pandemi corona seperti sekarang ini, yakni:

  1. Pengajuan proposal dan penunjukan pembimbing oleh pimpinan fakultas secara online.
  2. Pemilihan metode dari kualitatif ke kuantitatif dengan menggunankan digital library, e-book dan e-journal untuk referensi bagi disiplin ilmu tertentu.
  3. Bimbingan skripsi secara online, memang secara langsung sistem daring ini kurang efektif apalagi untuk bimbingan, tetapi coba konsultasikan dengan pembimbing anda dan buat jadwal untuk mengadakan video conference agar memudahkan koreksi dan info tentang revisi secara langsung.

Dengan demikian, skripsi tetap diadakan hanya fleksibel dalam pelaksanannya dengan tetap tanpa mengurangi mutu pendidikan itu sendiri, walaupun tidak turun ke lapangan. Menurut Ma’mun Murod (2020), bagi mahasiswa yang suka penelitian kualitatif bisa menggunakan studi pustaka (library research). Sedangkan yang suka penelitian kuantitatif, penelitian lapangan bisa diganti dengan e-survey dengan menggunakan misalnya aplikasi Survey-Monkey atau Google form.

Baca Juga  Siswa SD Jadi Bandar Narkoba di Makassar

Bagi mahasiswa tingkat akhir, mengerjakan skripsi adalah sebuah perjuangan yang penuh liku liku. Dari mulai menentukan judul hingga revisi berkali-kali dengan dosen pembimbing harus jadi makanan sehari-hari. Di tengah kondisi pandemi Covid-19, mengerjakan skripsi bisa jadi tantangan yang lebih besar lagi.  Tidak sedikit mahasiswa yang malah semakin malas untuk menyelesaikan skripsi di masa pandemi. Padahal, masa pandemi seperti ini bisa jadi salah satu jalan untuk lebih fokus mengerjakan skripsi, apalagi dengan menerapkan beberapa tips-tips, seperti yang saya berikan diatas tadi. Hal pertama yang harus kamu siapkan saat akan mengerjakan skripsi di masa pandemi bukanlah judul atau topik. Justru, niat dan tekad yang harus kamu utamakan terlebih dulu. Tanpa adanya niat yang bulat, kamu akan merasa setengah-setengah mengerjakan skripsi. Disamping itu, kamu juga harus bulatkan tekad kalau bisa mengerjakan skripsi, meskipun di kondisi pandemi Covid-19. Pandemi bukanlah menjadi halangan sepenuhnya, segala pekerjaan akan tetap bisa rampung jika kamu memang bersungguh-sungguh dan gigih untuk menyelesaikannya.

Topik skripsi akan menentukan apakah proses pengerjaan skripsi kamu nantinya berjalan dengan mudah atau justru membuat kamu kesulitan. Oleh karenanya, penting untuk memilih topik yang kamu kuasai dan mudah untuk kamu kerjakan. Jangan memilih topik yang kamu sendiri tidak paham betul, meskipun topik tersebut terdengar keren, tetapi jika kamu sendiri tidak paham dan tidak menguasai topik itu, sama saja itu akan menyulitkan langkah kamu sendiri. Oleh karenanya, kamu harus berpegangan kalau skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai, bukan skripsi dengan topik sangat sulit dan malah tak kunjung rampung.

Selain topik, metode penelitian juga jadi bagian penting dalam proses pengerjaan skripsi. Ibaratnya, metode penelitian ini adalah salah satu bahan bakar yang bisa membuat pengerjaan skripsi kamu terus berjalan. Di masa pandemi ini, metode penelitian yang menuntut untuk pengerjaan di lapangan memang sedikit kurang dianjurkan. Kamu bisa mengganti dengan memilih metode penelitian yang lebih banyak mengandalkan referensi kepustakaan. Di sini, kamu bisa mencoba dengan mencari sumber secara online, mulai dari mencari jurnal, contoh skripsi, hingga website-website yang menyediakan bacaan dengan referensi tepercaya.

Intinya jangan patah semangat, karna keberhasilan kita banyak yang menunggu, terutama orang tua, sodara dan teman terdekat, jangan membuat mereka kecewa dan masa pandemi ini janganlah dijadikan alasan skripsimu tertunda. Ingat …. Semakin kamu menunda maka semakin malas nanti mengerjakannya.

 

*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Teknik Industri