Pengharuh Budaya Asing Terhadap Indonesia

Pengharuh Budaya Asing Terhadap Indonesia

Oleh : Dedi Diana*

 

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal akan keanekaragaman dan keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, yangb mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya trersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.

Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat takjub sehingga kita hanya dapat menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia.

Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya dikalangan remaja, dimana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat salah satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang bias akita saksikan baik di media elektronik , cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan  bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah dilihat sebagai contoh yang layak di tiru karena di anggap lebih naju dan modern. Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki.

Para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Dan kini nilai-nilai  kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh budaya Asing masuk ke Negara kita. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiaarkan, mau apa jadinya generasi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul Tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus bangsa, maka pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengem-bangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural “. Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap di langgengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan napas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-kultural” masyarakat.

Baca Juga  Perkawinan Dimasa Pandemi Covid-19 dengan Aturan New Normal

 

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing

Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua pihak terutama pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah. Peranan pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang system pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam se-minggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem Pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi.

Misalnya mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau di pimpin oleh ulama atau pejuang islam seperti pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan negara asing yang ingin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan kebudayaannya.

Peranan orang tua dan keluarga :

  1. Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya.
  2. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak -anak dan anggota keluarga lainnya .

Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan linbgkungan sosial harus tetap beriklim positif dengan artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita dalam kesesatan”. Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak di antara porsi yang lainnya. Seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap , keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di amnbil kesimpulan bahwa pengaruh-pengaruh kebudayaan asing  turut dalam perkembangan budaya Indonesia khusunya terhadap kehidupan. Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan di negrinya. Serta menambahkan nilai-nilai Pancasila dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya. Jangan lupa memiliki semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk daalam negeri. ***

 

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang